Bangganya Satgas, Kasus di Indonesia Melandai Ketika Dunia Alami Gelombang COVID-19 Ketiga
ILUSTRASI/PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengaku bangga atas kondisi COVID-19 di Indonesia yang terus menunjukkan perbaikan karena kasusnya melandai.

Wiku menjelaskan Indonesia baru saja melewati second wave atau puncak kedua pada bulan Juli lalu. Namun jika dilihat pada perkembangan pada tingkat dunia, maka kasus dunia saat ini mengalami surge wave atau puncak ketiga dan kurvanya terlihat sudah mulai melandai perlahan.

Ada pun tiga puncak kasus ini masing-masing terjadi pada bulan Januari 2021 puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 puncak ketiga.

"Ketika dunia dan negara lainnya mengalami puncak kedua pada April 2021, Indonesia justru masih terus mengalami pelandaian kasus. Ketika Indonesia mengalami puncak kasus kedua di Juli lalu, justru negara-negara lainnya dan dunia tidak mengalami kenaikan. Pada September ini kasus di Indonesia terus melandai, sedangkan kasus dunia mengalami third wave atau puncak ketiga," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa, 14 September.

Jika dilihat pada pola kenaikan kasus di Indonesia dibandingkan dunia dan negara lainnya, maka Indonesia mengalami periode puncak kasus pertama yang sama dengan tingkat dunia, AS, Malaysia, dan Jepang.

Kemudian gelombang kedua di Indonesia pada Juli lalu yang tidak diikuti dengan lonjakan kasus dunia. Meskipun Indonesia mengalami kenaikan kasus yang signifikan, namun tidak cukup signifikan untuk berkontribusi pada kenaikan kasus dunia.

Kondisi ini sambung Wiku memperlihatkan Indonesia mampu menangani lonjakan kasus kedua sepanjang Mei-Juli, sehingga saat ini belum terjadi gelombang kasus ketiga.

"Lonjakan kasus segera dapat ditangani, sehingga kurva menunjukkan pelandaian hingga saat ini disaat negara lain mengalami lonjakan kasus ketiga, perkembangan yang baik ini sudah sepatutnya kita apresiasi karena menunjukkan ketahanan bangsa kita dalam menghadapi pandemi COVID-19," ujar dia.