JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-4 di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali berakhir pada hari ini. Malam nanti, pemerintah akan mengumumkan perpanjangan PPKM.
Ahli epidemiologi dari Griiffith University Australia, Dicky Budiman memprediksi pemerintah akan menambah kabupaten/kota yang menerapkan PPKM Level 1 sebagai level paling longgar.
Saat ini, disebutkan sudah ada 9 daerah yang menerapkan PPKM Level 1 di Jawa-Bali, yakni kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Sementara, saat ini mayoritas daerah masih menerapkan PPKM Level 2 dan 3.
"Level 1 sudah bisa diraih di Jawa Timur khususnya. Ke depan akan lebih banyak lagi untuk wilayah Jawa akan mengarah ke level 1," kata Dicky saat dikonfirmasi, Senin, 20 September.
PPKM Level 1 dialami pada daerah dengan jumlah kasus positif COVID-19 kurang dari 20 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Kemudian, rawat inap di di rumah sakit kurang dari 5 orang per 100 ribu penduduk per minggu, serta angka kematian kurang dari 1 orang per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.
BACA JUGA:
Dicky menganggap penerapan PPKM berbasis leveling cukup membantu Indonesia menangani pandemi COVID-19 agar kasus lebih melandai. Terbukti, saat ini COVID-19 di Indonesia membaik meskipun sejumlah negara alami gelombang ketiga virus corona.
"Kalau pada Juli lalu PPKM bisa mencegah skenario terburuk, saat ini PPKM bisa mencegah dan memundurkan potensi gelombang kasus ketiga. Mudah-mudahan ini tidak terjadi. Tapi, ini terus tetap harus kita antisipasi dan itulah pentingnya PPKM," jelasnya.
Saat ini, kasus aktif COVID-19 se-Indonesia sudah berada di bawah angka 100 ribu seperti sebelum lonjakan kasus, tepatnya sebanyak 60.949.
Kasus harian per tanggal 19 September bertambah 2.234 kasus dengan akumulasi 4.190.763 kasus. Lalu, kesembuhan bertambah 6.168 kasus dengan akumulasi 3.989.326 kasus. Sementara, kematian bertambah 145 kasus dan total 140.468 kasus.
Pada minggu ini, persentase hasil positif dari pemeriksaan COVID-19 atau positivity rate orang mingguan sudah menurun menjadi 2,19 persen. Artinya, hasil PPKM mulai membaik.
Selain itu, belum ada laporan klaster COVID-19 dari penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah yang sudah dimulai beberapa minggu lalu.
"Kabar baik lainnya dari penerapan PPKM ini adalah penerapan pembukaan sekolah dilakukan bertahap dengan juga merujuk pada indikator yang sudah dilakukan. Saya melihat di Jawa itu relatif sangat disiplin, sehingga saat ini kita belum menemukan laporan klaster COVID-19," pungkasnya.