KPK Diminta Gerak Cepat Selidiki Rektor Unila <i>Ngaku</i> Zulhas dan Utut Adianto Titip Mahasiswa Baru
Petugas KPK membawa Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani (rompi oranye) selaku tersangka untuk dihadirkan dalam konferensi pers Minggu 21 Agustus. (Antara-Sigid K)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak mendalami keterlibatan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan anggota DPR Fraksi PDIP Utut Adianto di kasus suap Rektor Universitas Lampung (Unila) nonaktif Karomani.

Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menilai KPK harusnya segera bergerak. Apalagi, Karomani sudah membeberkan nama pejabat maupun tokoh yang menitipkan calon mahasiswa baru di kampus negeri tersebut.

"KPK harus mulai memanggil orang-orang tersebut sebagai saksi di KPK maupun di Pengadilan Tipikor Tanjungkarang untuk buka-bukaan," kata Boyamin kepada wartawan, Rabu, 7 Desember.

Boyamin menilai keterangan Zulhas hingga Utut bisa digunakan untuk memperkuat dugaan suap yang terjadi. Selain itu, pemanggilan ini bertujuan untuk mengumpulkan barang bukti yang bisa dilanjutkan dengan penyidikan baru.

"Jika cukup bukti dugaan keterlibatannya maka semestinya KPK melakukan penyidikan baru sebagai pengembangan. (Keterangan yang ada, red) belum cukup. Namun, KPK harus mendalaminya," tegas Boyamin.

Rektor Unila nonaktif Karomani bersaksi menerima uang dari pejabat yang menitipkan anak maupun saudara mereka untuk diterima sebagai mahasiswa Unila. Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi saksi di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Tanjungkarang dengan terdakwa Andi Desfiandi.

Ada sejumlah nama yang disebutnya, termasuk Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas). Selain itu ada juga nama lain yang dititipkan sejumlah pihak termasuk dari anggota DPR RI.

Mereka adalah NZ dari Anggota DPR Utut Adianto; AQ NP dari Thomas Rizka, KDA dari Tamanuri, SNA dari Polda Joko; NA dari Sulpakar; RAR dari Bupati Lampung Tengah; FA dari Pendekar Banten; ZAP dari terdakwa Andi Desfiandi; R dari Anggota DPR Khadafi; PR dari Keluarga Banten; dan FS dari Wakil Rektor II Unila Asep Sukohar.

Berikutnya ada calon mahasiswa berinisial M titipan dari Asep Sukohar, AC; titipan Alzier Dianis Thabranie, NA; titipan Sulaiman, NT; titipan Dr. Z, RBM; titipan pemilik saham RS Urip Sumoharjo, AF; titipan Mahfud Suroso, M; titipan Budi Sutomo, MZ; serta titipan Budi Sutomo, CPM, dan R.

Meski begitu, Zulkifli Hasan telah membantah dia menitipkan calon mahasiswa ke Karomani. Dia bahkan mengatakan tak mengenal Rektor Unila nonaktif itu.

Sementara Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengatakan Utut hanya meminta pihak Unila memberi atensi pada anak staf DPR yang tidak mampu. Anak itu disebutnya ingin masuk ke Fakultas Kedokteran Unila.

Meski begitu, Bambang Pacul memastikan tak ada aturan yang dilanggar. “Yang ditolong anak orang tidak berpunya, anak staf (DPR) mau masuk kedokteran. Disuratkan karena kenal dan itu pun masih dikasih catatan bersurat kepada rektor Universitas Lampung. (Isinya) meminta atensi kepada anaknya staf dalam tes sesuai peraturan perundangan yang ada,” ujar Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 6 Desember.

“Orang tidak berpunya, anak staf (DPR) mau masuk kedokteran. Kita kasih tahu loh, ini masuk kedokteran nanti biayanya mahal. 'kita akan berjuang, Pak', ya masa kita patahin? Orang mau naik kelas kita patahin?” tambahnya