Capres Elektabilitas Tinggi Jadi Kendala KIB, Golkar Disarankan Buka Opsi Airlangga Cawapres
Ketum PAN Zulkifli Hasan (kiri) bertumpu tangan dengan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) dan Plt Ketum PPP Mardiono (kanan) saat temu KIB, Rabu 30 November. (Antara-Rivan A L)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat Politik dari Citra Institute Yusak Farchan menilai wajar para kader PAN dan PPP mendukung Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan maju dalam Pilpres 2024.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada sosok yang dapat memberikan efek elektoral kemenangan di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sehingga pilihan kader mengacu kepada sosok di eksternal.

"Sejak awal dibentuk, problem utama KIB kan memang tidak punya stok capres dari internal parpol pendukung koalisi yang elektabilitasnya tinggi," ujar Yusak, Selasa, 6 Desember.

"Tetapi, munculnya nama-nama capres seperti Ganjar dan Anies semakin membuka peluang bagi KIB untuk mengusung capres dari luar," sambungnya.

Yusak menilai, munculnya nama Ganjar dan Anies di internal PAN dan PPP ini tentu berpengaruh pada opsi pencapresan Airlangga Hartarto oleh KIB. Airlangga diketahui terus diupayakan Partai Golkar maju sebagai Capres 2024.

Namun, jika dihadapkan kepada perhitungan politik, PPP dan PAN sah-sah saja mengambil keputusan untuk mengusung capres di luar internal KIB demi juga terangkatnya elektabilitas partai anggota KIB di Pemilu 2024.

“Psikologi bertarung kan memang bagaimana bisa menang dan elektabilitas capres tetap menjadi variabel penting yang tidak bisa diabaikan," sebut Yusak.

Yusak mengatakan, jika PPP dan PAN tetap mendukung capres dari luar internal KIB, Golkar tetap dapat diuntungkan dengan menawarkan opsi Airlangga menjadi cawapres

“Saya kira masih ada opsi bagi Pak Airlangga untuk membangun bargaining sebagai cawapres. Golkar saya kira akan menyiapkan berbagai opsi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi,“ pungkasnya.