Bagikan:

JAKARTA- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan abu vulkanik yang keluar dari aktivitas erupsi gunung api bisa menyebabkan jalan menjadi licin saat terkena air hujan.

Peneliti Bumi Madya PVMBG Agus Budianto meminta pengendara yang bermukim di sekitar gunung api yang sedang erupsi, seperti Gunung Semeru untuk meningkatkan kewaspadaan saat berkendara agar tidak mengalami kecelakaan.

"Abu itu bisa menjadi pelicin kalau terkena air hujan," ujarnya dalam sebuah diskusi bertajuk 'Informasi Kebencanaan Geologi dan Perizinan Air Tanah' yang dipantau melalui akun Instagram Badan Geolog, Senin 5 Desember.

Selain mewaspadai kondisi jalan, lebih lanjut, Agus meminta warga untuk mengantisipasi bahaya longsor yang terjadi di kawasan lereng dan juga mewaspadai bahaya lahar di sepadan sungai karena abu vulkanik adalah material lepas yang mudah terbawa air.

Lahar berupa endapan material erupsi di lembah yang berhulu di pusat erupsi gunung. Disebut juga bahaya sekunder dari aktivitas erupsi gunung api. Materialnya berupa bongkah hingga abu apabila tercampur oleh air akan menjadi lumpur.

Berdasarkan laporan Antara, lahar dapat membawa material vulkanik dalam ukuran dan volume yang besar. Akibatnya kerusakan yang ditimbulkan di lembah yang terdampak lahar menjadi fatal.

Pada 4 Desember 2022, Gunung Semeru meluncurkan awan panas guguran ke arah tenggara dan selatan dengan jangkauan mencapai lebih dari 13 kilometer.

Saat ini, PVMBG telah merekomendasikan masyarakat yang masuk di dalam peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru agar tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 19 kilometer.