JAKARTA - Partai Golkar tetap akan memajukan ketua umumnya, Airlangga Hartarto sebagai capres 2024 dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menilai, meski pada Pemilu 2019 Golkar mendapat perolehan suara 12 persen, namun elektabilitas Airlangga yang tidak maksimal mesti perlu didongkrak.
“Jika kita bicara Airlangga, sebagai Ketua Umum tentu punya basis pemilih partai yang cukup besar. Dari pemilu sebelumnya kan sekitar 12 persen, namun hal itu belum cukup untuk menjamin elektabilitas Pak Airlangga menjadi kompetitif,” ujar Deni kepada wartawan, Senin, 22 Agustus.
Deni menjelaskan, dalam survei yang dilakukan SMRC, elektabilitas Airlangga masih belum dapat bersaing dengan kandidat lain. Padahal, menurutnya, posisi Airlangga sangat strategis sebagai ketumartai Golkar dan juga Menko Perekonomian.
"Tren positif Airlangga yakni pada aspek kedikenalan yang mengalami peningkatan, dari 26 persen (Maret 2021) menjadi 38 persen (Agustus 2022). Dari yang tahu, hanya 61 persen yang suka. Kedisukaan Airlangga ini meningkat dari 48 persen pada Maret 2022," jelasnya.
Dengan aspek keterkenalan tokoh, lanjut Deni, Airlangga dalam hal ini masih di bawah angka 50 persen. Karenanya masih harus didongkrak dengan komunikasi politik yang lebih intensif.
“Soal komunikasi politik, sosialisasi, disimpulkan belum efektif untuk menaikan elektabilitas. Awareness masih dibawah 50 persen. Nah apa yang harus dilakukan, sangat bervariasi, mulai dari penggunaan medsos harus dievaluasi dan strategi komunikasi,” kata Deni.
BACA JUGA:
Deni mengingatkan, masa pemilih ‘jaman now’ begitu bervariasi, dapat dijangkau dari berbagai outlet mulai dari media massa populer maupun media sosial. Para elite politik pun bersaing dalam memperebutkan perhatian masyarakat, khususnya yang mengincar kursi Presiden pada Pemilu 2024.
Apalagi, Partai Golkar berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama dengan PPP dan PAN. Partai Golkar sendiri sepakat memajukan Airlangga sebagai capres, namun sampai saat ini belum ada pernyataan resmi tentang capres dan cawapres dari KIB.
Karena itu, Golkar harus bekerja keras agar elektabilitas Airlangga mampu menyaingi nama-nama yang saat ini menjadi jagoan survei elektabilitas capres cawapres. Jika tidak, KIB bisa memilih calon potensial lain untuk diusung pada Pilpres 2024.
"Jadi banyak yang menyarankan, ditengah rendahnya elektabilitas sejumlah elit parpol, KIB bisa menggandeng sosok yang lebih tinggi elektabilitasnya namun tidak memiliki jabatan di partai," kata Deni.