JAKARTA - Korea Selatan merencanakan perkenalan Superkomputer ke-6, diklaim 32 kali lebih cepat dari Superkomputer Nurion saat ini, sebagai bagian dari mempromosikan kemajuan ilmu pengetahuan dan berkontribusi pada ekonomi nasional dalam hal penelitian penyakit, pengembangan bahan yang diperlukan untuk industri teknologi tinggi dan teknologi kecerdasan buatan (AI), menurut sebuah lembaga penelitian yang dikelola negara mengatakan Selasa.
"Superkomputer adalah sistem komputasi berukuran besar yang melakukan operasi berkapasitas besar. Ini menjadi penting sebagai infrastruktur utama untuk memanfaatkan teknologi AI dan teknologi lainnya serta ilmu komputasi," Lee Sik, direktur jenderal divisi superkomputer nasional di Institut Sains dan Teknologi Informasi Korea (KISTI), mengatakan dalam konferensi pers di Seoul, melansir Korea Times 27 September.
"Perbedaan penggunaan superkomputer dibandingkan dulu adalah kebanyakan digunakan untuk ilmu dasar, tetapi sekarang lebih banyak digunakan dalam studi, yang lebih terkait dengan kehidupan manusia dan industri, seperti penelitian demensia dan kanker, serta untuk mengembangkan material untuk baterai dan semikonduktor."
Sejak memperkenalkan sistem superkomputer pertamanya pada tahun 1988, Korea telah membangun lima superkomputer. Namun Nurion yang diperkenalkan pada tahun 2018, telah kelebihan beban dengan tingkat penggunaan rata-rata sekitar 75 persen dan hingga lebih dari 90 persen, sehingga kebutuhan untuk memperkenalkan superkomputer baru muncul.
Mengingat negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Eropa biasanya mengganti superkomputer mereka setiap empat hingga lima tahun, ada kebutuhan yang berkembang untuk membangun superkomputer generasi berikutnya, kata KISTI.
Pada Mei 2021, KISTI mengumumkan rencananya untuk memperkenalkan superkomputer keenam, dan pemerintah melakukan studi kelayakan awal dari Maret hingga Juli.
Pada 11 Agustus, rencana sistem superkomputer baru telah disetujui dengan total anggaran 292,95 miliar won (205,2 juta dolar AS).KISTI mengatakan akan dapat mulai mengoperasikan sistem baru pada akhir 2023.
"Ketika kami memperkenalkan Nurion, itu diakui sebagai superkomputer ke-11 di dunia dalam hal kinerja. Ketika kami mulai menjalankan yang keenam pada akhir tahun depan, kami berharap bahwa sistem komputasi juga akan berada di antara kedelapan dan 11 di dunia," ungkap Lee seraya menambahkan, superkomputer baru akan menggunakan lebih banyak unit pemrosesan grafis untuk membantu para peneliti mengembangkan teknologi AI.
BACA JUGA:
KISTI mengatakan, superkomputer keenam ini diharapkan dapat membantu negara itu bergabung dengan lima negara teratas dunia di sektor sains dan teknologi.
Dengan itu, para peneliti akan dapat menggunakan sistem untuk mengembangkan bahan baru untuk baterai dan chip, melakukan penelitian simulasi untuk reaktor nuklir generasi berikutnya, mengembangkan obat baru dan memajukan teknologi luar angkasa.