Bagikan:

JAKARTA - Tahun depan, Korea Utara diprediksi akan semakin sering melakukan serangan siber ke Korsel untuk mencuri informasi tentang teknologi canggih, seperti tenaga nuklir dan program luar angkasa.

Kelompok peretas Korea Utara kemungkinan akan berfokus pada pencurian teknologi Korea Selatan yang terkait dengan pembangkit nuklir, chip, dan industri pertahanan. Termasuk mengumpulkan informasi tentang kebijakan Korea Selatan dan Amerika Serikat di Korea Utara.

"Menandai tahun ketiga di bawah rencana pembangunan ekonomi lima tahun pada 2023, Korut diharapkan bertekad mencuri teknologi utama, dan mengumpulkan intelijen diplomatik dan keamanan dalam upaya memenuhi tujuan kebijakannya," tulis laporan National Intelligence Service (NIS) seperti dilihat dari Yonhap News, Kamis 22 Desember.

Korut telah meningkatkan ancaman dunia maya dan serangan online lainnya di Korsel setelah uji coba nuklir sebelumnya sebagai protes atas sanksi internasional terhadap program nuklir dan misilnya.

Penilaian badan tersebut muncul di tengah spekulasi bahwa Korea Utara mungkin akan melanjutkan uji coba nuklir ketujuhnya dalam waktu dekat.

NIS juga mengatakan Korut kemungkinan akan terlibat dalam lebih banyak kejahatan dunia maya yang melibatkan pencurian mata uang kripto tahun depan.

Korea Utara diperkirakan telah mencuri aset mata uang kripto senilai 1,5 triliun won (US$1,2 miliar) secara global sejak 2017, termasuk sekitar 800 miliar won tahun ini saja, tambahnya.

Korea Utara diduga terlibat dalam aktivitas dunia maya berbahaya, termasuk pencurian mata uang kripto, dalam upaya membantu mendanai program nuklir dan misilnya.