JAKARTA - Kelompok peretas dari Korea Utara telah berhasil meretas setidaknya dua produsen peralatan pembuatan chip Korea Selatan. Di dilakukan hacker Korut, yang mencoba menghindari sanksi dan memproduksi semikonduktor sendiri untuk program senjata. Hal ini dikatakan oleh agen mata-mata Korea Selatan pada Senin, 4 Maret.
Berita ini muncul setelah Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, memperingatkan bahwa Korea Utara bisa melakukan provokasi, seperti serangan siber atau menyebarkan berita palsu, untuk mengganggu pemilihan parlemen bulan April.
Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Korea Selatan telah menjadi target utama peretas Korea Utara sejak akhir tahun lalu, dan meminta keamanan yang lebih ketat.
Menurut NIS, Korea Utara meretas server dua perusahaan pada bulan Desember dan Februari, mencuri gambar desain produk dan foto-foto fasilitas mereka.
"Kami percaya bahwa Korea Utara mungkin sedang mempersiapkan diri untuk memproduksi semikonduktor sendiri menghadapi kesulitan dalam memperolehnya karena sanksi," kata NIS dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:
Dorongan lain bagi upaya Korea Utara bisa menjadi permintaan yang lebih tinggi dari program satelit, misil, dan senjata lainnya, tambahnya.
Pyongyang selalu membantah keterlibatan dalam kejahatan siber, meskipun Korea Utara telah sering kali dituduh atas serangan siber yang menghasilkan jutaan dolar.
NIS juga menyatakan para peretas menggunakan teknik yang disebut "living off the land," yang meminimalkan kode berbahaya dan menggunakan alat-alat sah yang sudah ada yang terpasang dalam server, sehingga sulit dideteksi dengan perangkat lunak keamanan.