JAKARTA - Samsung berencana menggelontorkan 450 triliun won atau setara Rp5.313 triliun untuk membangun bisnis jangka panjang demi menggeser para pesaingnya.
Tak sedikit yang berharap Samsung akan lebih berkecimpung di dunia smartphone dan TV, namun ternyata perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk fokus pada hal-hal seperti semikonduktor, bioteknologi, dan kecerdasan buatan (AI).
Tentu saja hal ini menandai niat investasi Samsung beberapa lalu yang juga mengucurkan dana 240 triliun won setara Rp2.778 triliun pada Agustus tahun lalu.
Angka tersebut 30 persen lebih banyak dari 330 triliun won atau Rp3.820 triliun yang diinvestasikan perusahaan itu sendiri selama periode lima tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, menurut laporan media Korea Herald, divisi Samsung Electronics akan menggunakan modal baru tersebut untuk mendukung desain chip dan proses manufaktur.
Perusahaan sedang mempersiapkan untuk menggunakan teknologi transistor efek medan gate-all-around yang digunakan untuk membuat chip 3nm pada akhir 2022, bertujuan membantu mengimbangi TMSC.
Melansir Engadget, Rabu, 25 Mei, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu juga bekerja pada chip canggih untuk superkomputer, robot, dan tujuan AI mulai dari sensor gambar definisi tinggi hingga chip yang memungkinkan komunikasi di bawah standar 6G dan prosesor aplikasi berdaya rendah.
BACA JUGA:
Adapun bisnis chip DRAM, Samsung telah mengambil posisi teratas dalam pangsa pasar global selama tiga dekade terakhir, akan memperluas penerapan proses litografi ultraviolet ekstrim untuk meningkatkan produksi chip mutakhir.
Perusahaan mulai memproduksi massal chip memori 14nm menggunakan fotolitografi EUV pada Oktober mendatang. Teknologi ini akan menggantikan teknologi fotolitografi yang ada dengan menggunakan argon fluoride.
Dikatakan Samsung, keputusan tersebut merupakan langkah preemptive untuk menjaga dirinya tetap terdepan dalam persaingan dengan pesaing di China dan Amerika Serikat (AS).
Selama beberapa tahun ke depan, Samsung berharap dapat menciptakan 1 juta pekerjaan. Ia berencana untuk mempekerjakan 80.000 orang pada 2026 dan menciptakan ratusan ribu posisi lagi dengan vendornya. Sekitar 80 persen dari investasi yang diumumkan itu diperuntukkan bagi negara asalnya.