Bagikan:

JAKARTA - Pasukan keamanan menahan lebih dari 1.300 orang di Rusia pada Rabu dalam protes yang mengecam mobilisasi, kata sebuah kelompok hak asasi.

Protes terjadi beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pengerahan militer pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua.

Kelompok pemantau protes independen OVD-Info mengatakan, menurut informasi yang dikumpulkan dari 38 kota Rusia, lebih dari 1.311 orang telah ditahan hingga larut malam.

Dikatakan angka-angka itu termasuk setidaknya 502 orang di Moskow dan 524 lainnya di St Petersburg, kota terpadat kedua di Rusia.

Untuk diketahui, demonstrasi tanpa izin adalah ilegal di bawah undang-undang anti-protes Rusia.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Rusia, pejabat Kementerian Dalam Negeri Rusia Irina Volk mengatakan, para petugas telah mempersingkat upaya untuk menggelar apa yang disebutnya protes kecil.

"Di sejumlah daerah, ada upaya untuk melakukan tindakan tidak sah yang melibatkan sejumlah kecil peserta," kata Volk seperti dikutip, melansir Reuters 22 September.

"Ini semua dihentikan. Dan orang-orang yang melanggar hukum ditahan dan dibawa ke kantor polisi untuk penyelidikan dan menetapkan tanggung jawab mereka," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, penerbangan dari Rusia ludes terjual, harga tiket meroket, setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi untuk pertama kali sejak Perang Dunia II.

Pengumuman mobilisasi oleh Presiden Putin di televisi, menimbulkan kekhawatiran, beberapa pria usia pertempuran tidak akan diizinkan meninggalkan negara itu.