JAKARTA - Tidak semua warga Rusia diprediksi akan setuju dengan rencana mobilisasi pasukan cadangan Vladimir Putin hadapi negara-negara barat.
Latvia, negara yang berbatasan dengan Rusia memastikan tidak akan memberikan suaka atau perlindungan kepada orang-orang yang melarikan diri dari Rusia setelah pengumuman Presiden Vladimir Putin itu.
Dikutip dari Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics menulis di Twitter, "Karena alasan keamanan, Latvia tidak akan mengeluarkan visa kemanusiaan atau jenis lain untuk warga negara Rusia yang menghindari mobilisasi.”
Sementara itu, menteri pertahanan Finlandia mengaku terus memantau situasi di Rusia. Dia juga mempertimbangkan untuk memperketat kebijakan visa negara itu bagi warga negara Rusia.
“Mengenai lingkungan Finlandia, saya dapat mengatakan bahwa situasi militer stabil dan tenang,” kata Menteri Pertahanan Antti Kaikkonen.
“Pasukan pertahanan kami siap dan situasinya dipantau secara ketat," sambutnya lagi, Rabu 21 September.
BACA JUGA:
Presiden Putin menuduh Barat berkomplot untuk menghancurkan Rusia, memberikan dukungan eksplisitnya pada referendum yang akan diadakan di petak-petak Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan Rusia, langkah pertama untuk pencaplokan resmi sebagian Ukraina seukuran Hongaria.
Perang, yang telah memicu konfrontasi terburuk dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962, telah menewaskan puluhan ribu orang dan mengirimkan gelombang inflasi yang menerjang ekonomi global.
Presiden Putin mengatakan dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi parsial. Mobilisasi, yang mempengaruhi siapa saja yang telah bertugas sebagai tentara profesional di Rusia daripada wajib militer, segera dimulai.