Hadiri Sidang Umum: Presiden Biden Tidak akan Singgung Status Rusia di Dewan Keamanan, Soroti Pelanggaran Piagam PBB
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak akan menyinggung status Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, tetapi menyoroti pelanggaran prinsip Piagam PBB terkait invasi ke Ukraina, saat menghadiri Sidang Majelis Umum kata Gedung Putih.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, Presiden Biden tidak akan menggunakan pidatonya untuk menyatakan Rusia harus digulingkan sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, di mana ia adalah salah satu dari lima anggota tetap, yang mampu memveto resolusi keamanan apa pun.

Namun dia mengatakan, Presiden Biden akan mendesak semua negara untuk melihat, perang Rusia melawan Ukraina merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB tahun 1945 yang ditandatangani oleh negara-negara yang memerangi Blok Axis dalam Perang Dunia Kedua.

Anggota PBB, yang bertujuan untuk "menyelamatkan generasi penerus dari bencana perang" dan menetapkan kondisi bagi negara-negara untuk "hidup bersama dalam damai", berjanji untuk "menahan diri dalam hubungan internasional mereka dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara mana pun, atau dengan cara lain apa pun yang tidak sesuai dengan tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa," bunyi piagam itu.

"Ini adalah pesan bahwa setiap negara, bagaimanapun perasaan mereka tentang Rusia, Ukraina, Amerika Serikat, setiap orang harus dapat memusatkan pada proposisi dasar ini: Anda tidak dapat menaklukkan wilayah tetangga Anda dengan kekuatan, dan perdamaian akan datang dengan cepat tercepat dan paling menentukan jika Rusia meninggalkan upaya itu," ujar Sullivan, melansir Reuters 21 September.

Sullivan mengatakan, setiap negara harus menentang perang Rusia.

"Mereka dapat melakukannya secara publik jika mereka mau, mereka dapat melakukannya secara pribadi jika mereka mau. Tetapi, mengirimkan pesan yang jelas dan tidak salah lagi ke Moskow saat ini, adalah hal terpenting yang dapat kita lakukan secara kolektif untuk menghasilkan perdamaian di kawasan itu," papar Sullivan.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat ingin menghancurkan Rusia, bahwa sanksi ekonomi yang dikenakan pada Moskow sebagai tanggapan atas konflik, serupa dengan deklarasi perang ekonomi dan Rusia akan membangun hubungan dengan kekuatan lain seperti China dan India. Perang Ukraina diperlukan karena perluasan aliansi militer Barat pimpinan AS NATO mewakili ancaman eksistensial bagi Rusia, kata Presiden Putin.

Namun Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan kepada Presiden Putin pekan lalu, sekarang bukan waktunya untuk perang. Sedangkan Presiden China Xi Jinping menyatakan pertanyaan dan kekhawatiran tentang situasi saat ini, ketika kedua pemimpin bertemu pekan lalu.

Diketahui, Presiden Biden berangkat pada Hari Selasa untuk bergabung dengan para pemimpin dunia di New York, untuk mengikuti Sidang Majelis Umum PBB.