Serukan Dukungan untuk Ukraina di PBB, Presiden Biden: Rusia Percaya Dunia akan Membiarkan Tindakan Brutal
Presiden Joe Biden di Sidang Majelis Umum PBB. (Twitter/@White House)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengimbau para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB pada Hari Selasa, untuk mendukung Ukraina melawan penjajah Rusia.

"Rusia percaya bahwa dunia akan menjadi lelah dan membiarkannya melakukan tindakan brutal terhadap Ukraina tanpa konsekuensi apa pun," kata Presiden Biden dalam pidatonya, melansir Reuters 20 September.

"Jika kita membiarkan Ukraina terpecah, apakah kemerdekaan negara mana pun akan aman?" tanya Presiden Biden.

Presiden Biden mengatakan, Amerika Serikat dan sekutunya akan mendukung perjuangan Ukraina untuk kebebasan.

"Rusia sendiri yang memikul tanggung jawab atas perang ini. Rusia sendirilah yang mempunyai kekuatan untuk segera mengakhiri perang ini," tandasnya.

Dalam pidatonya, Presiden Biden mengatakan invasi Rusia ke Ukraina dan pendudukan wilayah tersebut pada Bulan Februari 2022, melanggar Piagam PBB yang prinsip utamanya adalah penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

Pernyataannya senada dengan pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang dalam pidato pembukaannya di Majelis Umum PBB pada Hari Selasa mengatakan, invasi Rusia "telah menimbulkan kengerian."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menghadiri Sidang Majelis Umum PBB secara langsung untuk pertama kali sejak invasi, memuji pernyataan Presiden Biden.

Selain mengikuti Sidang Majelis Umum PBB, Ia diperkirakan akan mengunjungi Presiden Biden di Gedung Putih pada Hari Kamis dan juga bertemu dengan beberapa pemimpin kongres.

Amerika Serikat sendiri sedang mempersiapkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina bertepatan dengan kunjungan Presiden Zelensky, dan Kongres telah diminta untuk menyetujui bantuan keamanan senilai miliaran dolar lagi untuk sisa tahun ini.

"Kami yakin akan ada dukungan bipartisan untuk hal ini. Saya pikir Presiden Zelensky juga melakukan hal yang sama," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan.