JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa hari mendatang akan bertemu dengan para ibu tentara cadangan yang dikirim ke perang Ukraina, kata Kremlin.
Pada Bulan September, Presiden Putin mengumumkan upaya 'mobilisasi parsial' untuk memanggil ratusan ribu pejuang baru ke medan perang, setelah Ukraina merebut kembali sebagian besar wilayah dalam serangan balasan. Ini yang pertama sejak Perang Dunia II.
Perang di Ukraina akibat invasi Rusia juga memicu konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak krisis Rudal Kuba 1962.
Ratusan ribu tentara Rusia telah dikirim untuk berperang di Ukraina, termasuk lebih dari 300 ribu tentara cadangan, bagian dari mobilisasi yang diumumkan oleh Presiden Putin
Pertemuan dengan ibu tentara, yang pertama kali diberitakan oleh surat kabar Vedomosti, dibenarkan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Rusia diketahui merayakan Hari Ibu pada 27 November.
"Memang, pertemuan seperti itu direncanakan, kami dapat mengonfirmasi," kata Peskov kepada wartawan ketika ditanya apakah Presiden Putin akan mengadakan pertemuan dengan keluarga yang dimobilisasi, dilansir dari Reuters 23 November.
"Pertemuan seperti itu sedang dalam persiapan. Presiden sering mengadakan pertemuan seperti itu, tidak semuanya terbuka untuk umum. Bagaimanapun, presiden menerima informasi langsung tentang keadaan sebenarnya," sambungnya.
Sebelumnya, militer Amerika Serikat memperkirakan pada 9 November, Rusia dan Ukraina masing-masing menyaksikan lebih dari 100.000 tentara mereka terbunuh atau terluka dalam peperangan yang sedang berlangsung.
Presiden Putin mengatakan dia tidak menyesal meluncurkan apa yang dia sebut "operasi militer khusus" Rusia melawan Ukraina, menganggap perang itu sebagai momen yang menentukan ketika Rusia akhirnya melawan hegemoni Barat yang arogan setelah puluhan tahun dipermalukan di tahun-tahun sejak jatuhnya 1991. Uni Soviet.
Dua pekan lalu, Presiden Putin mengatakan 50.000 tentara Rusia yang dipanggil sebagai bagian dari mobilisasi parsial sekarang berperang dengan unit-unit tempur di Ukraina, lapor kantor berita Interfax.
Dijelaskan olehnya, 80.000 tentara berada 'di zona operasi militer khusus', istilah yang digunakan Rusia untuk perang di Ukraina, sisanya dari hampir 320.000 wajib militer tetap berada di kamp pelatihan di Rusia.
BACA JUGA:
"Kami sekarang memiliki 50.000 tentara mobilisasi di unit tempur. Sisanya belum ambil bagian dalam pertempuran," kata Presiden Putin saat berkunjung ke wilayah Tver, di luar Moskow, melansir TASS.
Rusia mengakhiri upaya mobilisasi parsial pada akhir Oktober, dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan pada 28 Oktober, sekitar 41.000 pejuang Rusia telah bergabung dengan unit tempur mereka untuk berperang di Ukraina.