Temui Vladimir Putin: Presiden Kuba Singgung Amerika Serikat, Apresiasi Pembangunan Monumen Fidel Castro
Presiden Diaz-Canel dan Presiden Putin saat peresmian monumen Fidel Castro. (Sumber: RIA Novosti/Sergey Guneev via Kremlin)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengapresiasi pembangunan patung pemimpin karismatik Fidel Castro, saat dia mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow untuk membicarakan hubungan kedua negara, menyinggung Amerika Serikat.

Usai menyampaikan salam dari mantan pemimpin Kuba Jenderal Raul Castro, Presiden Diaz-Canel menyebut kunjungan tersebut memiliki makna mendalam.

"Kami melakukannya ketika kedua negara, Rusia maupun Kuba, menjadi subjek sanksi sepihak yang tidak adil dan memiliki musuh yang sama, sumber yang sama adalah kekaisaran Yankee (Amerika Serikat), yang memanipulasi banyak umat manusia," kata Presiden Diaz-Canel, mengutip Kremlin, 23 November.

"Kami telah mengalaminya sendiri, selama lebih dari 60 tahun di bawah pengaruh blokade. Dan kewajiban pertama adalah terus mempertahankan posisi Federasi Rusia dalam konflik ini. Dalam pemahaman kami, ini berasal, sayangnya, di bawah manipulasi Amerika Serikat di depan komunitas internasional," ujarnya.

presiden rusia dan presiden kuba
Presiden Kuba Diaz-Canel saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. (Sumber: Kremlin)

"Kami membahas ini dengan Anda sebelumnya. Anda telah lama memperingatkan dunia, serangan NATO terhadap perbatasan Rusia tidak dapat diterima, dan mereka mencoba menemukan dalam perang ekstrateritorial, seperti yang selalu mereka lakukan, di luar wilayah mereka sendiri, kesempatan untuk menampilkan diri mereka sebagai "penyelamat" dan "pemecah" dari semua situasi yang muncul di dunia," tandas Presiden Diaz-Canel.

Ditegaskannya, Kuba mengutuk sanksi terhadap Federasi Rusia dan sumber konflik saat ini, agar orang tidak disesatkan dan menyalahkan Rusia untuk ini, serta cara yang dilakukan Eropa, yang sepenuhnya tunduk pada semua kepentingan AS.

"Kami menghargai semua pekerjaan Federasi Rusia, peran Anda dalam membantu dunia bergerak menuju multipolaritas, bergerak ke arah ini, dan dalam hal ini Anda memiliki kepemimpinan yang hebat. Kami juga ingin bertukar pandangan tentang masalah ini," pujinya di hadapan Presiden Putin.

presiden rusia dan presiden kuba
Presiden Diaz-Canel dan Presiden Putin saat peresmian monumen Fidel Castro. (Sumber: RIA Novosti/Sergey Guneev via Kremlin)

Sementara itu, Presiden Putin menyebut banyak kemajuan yang dibuat dalam hubungan bilateral kedua negara, sejak pertemuan terakhir kedua pemimpin negara tiga tahun lalu.

"Anda tahu, Uni Soviet dan Rusia selalu, bahkan hingga hari ini, mendukung dan terus mendukung rakyat Kuba dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan, untuk kedaulatan. Kami selalu menentang berbagai macam pembatasan, embargo, blokade dan sebagainya," urai Presiden Putin.

"Kami selalu mendukung Kuba di platform internasional. Dan kami melihat bahwa Kuba mengambil posisi yang sama dalam kaitannya dengan negara kami, dalam kaitannya dengan Rusia," sambungnya.

monumen fidel castro
Monumen Fidel Castro. (Sumber: TASS/Sergey Savostyanov via Kremlin)

Ditambahkannya, semua ini adalah hasil dari persahabatan tradisional yang didirikan oleh Fidel Castro.

"Hari ini Anda dan saya meluncurkan sebuah monumen untuknya. Menurut saya, monumen itu sangat bagus. Ini adalah kenangan indah tentang dia, sebuah karya seni yang nyata," sebut Presiden Putin.

Menanggapi peresmian ini, Presiden Diaz-Canel berterima kasih atas pembangunan monumen Fidel Castro, mengapresiasi Presiden Putin dan seluruh pihak yang terlibat di dalamnya, termasuk pematung Alexei Dmitrievich Chebanenko.

"Kepribadian Panglima Tertinggi terkait paling erat dengan persahabatan yang telah terjalin antara rakyat dan pemerintah kita selama lebih dari 60 tahun. Fidel sangat memahami esensi hubungan persaudaraan yang mempersatukan negara kita," ujar Presiden Diaz-Canel.

"Dia selalu mengagumi ketabahan yang luar biasa dari orang-orang Soviet selama Perang Patriotik Hebat, kepahlawanan dan kemampuan mereka untuk mengorbankan diri untuk menyelamatkan umat manusia dari fasisme," tandasnya.

Diketahui, mendiang Fidel Castro yang wafat pada 25 November 2016, pertama kali mengunjungi Uni Soviet pada tahun 1963. Ketika itu, ia melakukan perjalanan selama 40 hari ke kota-kota terpenting, termasuk Leningrad, kota yang dia hormati karena blokade 900 hari yang epik oleh tentara Nazi.

Fidel Castro terakhir mengunjungi Rusia pada November 1987, untuk berpartisipasi dalam acara-acara peringatan 70 tahun 'Great October Socialist Revolution'.