JAKARTA - Ribuan orang Rusia yang dimobilisasi untuk dinas militer di Ukraina telah dipulangkan, sedangkan komisaris militer di wilayah Khabarovsk Rusia diberhentikan, gambaran terbaru kekacauan program yang diumumkan langsung Presiden Vladimir Putin dan menargetkan 300 ribu wajib militer.
Di medan perang, Pasukan Rusia mengalami kemunduran yang menyengat pada Hari Minggu, dengan pasukan Ukraina mengklaim kendali penuh atas pusat logistik timur Rusia Lyman, keuntungan paling signifikan mereka dalam beberapa minggu.
Mikhail Degtyarev, gubernur wilayah Khabarovsk di Timur Jauh Rusia, mengatakan, beberapa ribu pria telah melapor untuk mendaftar dalam 10 hari tetapi banyak yang tidak memenuhi syarat.
"Sekitar setengah dari mereka kami kembalikan ke rumah, karena mereka tidak memenuhi kriteria seleksi untuk memasuki dinas militer," kata Degtyarev dalam sebuah unggahan video di aplikasi perpesanan Telegram, melansir Reuters 3 Oktober.
Dia mengatakan, komisaris militer wilayah itu telah dicopot tetapi pemecatannya tidak akan mempengaruhi mobilisasi.
Mobilisasi itu disebut-sebut sebagai pendaftaran mereka yang memiliki pengalaman militer tetapi sering kali tampak tidak memperhatikan catatan dinas, kesehatan, status pelajar, dan bahkan usia.
Minggu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Hari Kamis, semua kesalahan yang dibuat dalam mobilisasi untuk memperkuat operasi militer Rusia di Ukraina harus diperbaiki, pengakuan publik pertamanya bahwa mobilisasi parsial yang ia umumkan tidak berjalan mulus.
Ada ekspresi ketidakpuasan publik yang meluas dari pejabat dan warga atas cara mobilisasi ditangani, termasuk keluhan tentang petugas pendaftaran yang mengirimkan surat panggilan kepada orang-orang yang jelas-jelas tidak memenuhi syarat.
"Dalam mobilisasi ini, banyak pertanyaan yang muncul, dan semua kesalahan harus diperbaiki dan dicegah agar tidak terjadi di masa depan. Misalnya, saya memikirkan ayah dari banyak anak, atau orang yang menderita penyakit kronis, atau mereka yang sudah melewati usia wajib militer," tegas Presiden Putin.
BACA JUGA:
Presiden Putin secara khusus menahan diri untuk tidak menyalahkan hal tersebut - baik kepada Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh sekutu dekatnya Sergei Shoigu, atau kepada pejabat regional yang dipercayakan untuk memutuskan dengan tepat siapa surat panggilan yang harus dituju.
Diketahui, mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua yang diumumkan 21 September lalu, setelah pasukannya menderita kekalahan besar di medan perang di Ukraina, telah menyebabkan ketidakpuasan yang meluas dan memaksa ribuan orang melarikan diri ke luar negeri.