Desak Minoritas di Rusia Tolak Mobilisasi Kremlin, Presiden Zelensky: Anda Tidak Harus Mati di Ukraina
Presiden Volodymyr Zelensky. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak kelompok-kelompok minoritas di seluruh Rusia, untuk melawan upaya mobilisasi Kremlin, mengatakan mereka tidak perlu mati dalam "perang yang memalukan".

Pernyataan itu disampaikan Presiden Zelensky dalam video pidato malam pada Hari Kamis, jelang pengumuman pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.

Kelompok non-Rusia, terutama dari Kaukasus di selatan Rusia dan dari Siberia, terwakili secara berlebihan dalam kontingen militer yang dikirim ke Ukraina.

Sementara itu, protes kekerasan terhadap mobilisasi massa telah meletus di beberapa daerah yang dilanda kemiskinan.

Lebih dari 100 orang ditahan dalam protes di Dagestan terhadap rancangan tersebut pekan lalu.

"Anda tidak harus mati di Ukraina. Anak laki-laki Anda tidak harus mati di Ukraina," ujar Presiden Zelensky yang berdiri di samping sebuah monumen di Kyiv kepada seorang imam dari Kaukasus, melansir Reuters 30 September.

Dia mengatakan, Rusia telah diisolasi oleh perang yang semata-mata diupayakan oleh Presiden Vladimir Putin, yang "tidak akan berhenti" pada gelombang pertama mobilisasi.

"Akan ada lebih banyak lagi. Dia akan mencoba untuk mengambil lebih banyak lagi nyawa. Tidak ada yang berkewajiban untuk mengambil bagian dalam perang yang memalukan," paparnya.

Menurut data yang tersedia untuk umum tentang korban militer yang dikumpulkan oleh outlet investigasi Rusia iStories, tentara dari Buryatia, di perbatasan dengan Mongolia dan Dagestan, daerah berpenduduk mayoritas Muslim di Laut Kaspia, telah menderita tingkat korban tertinggi dalam konflik tersebut.

Terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Hari Kamis, semua kesalahan yang dibuat dalam mobilisasi untuk memperkuat operasi militer Rusia di Ukraina harus diperbaiki, pengakuan publik pertamanya bahwa mobilisasi parsial yang ia umumkan pekan lalu tidak berjalan mulus.

Ada ekspresi ketidakpuasan publik yang meluas dari pejabat dan warga atas cara mobilisasi ditangani, termasuk keluhan tentang petugas pendaftaran yang mengirimkan surat panggilan kepada orang-orang yang jelas-jelas tidak memenuhi syarat.

Itu mengakibatkan ribuan pria telah melarikan diri dari Rusia, untuk menghindari wajib militer yang dianggap sebagai pendaftaran mereka yang memiliki pengalaman militer dan spesialisasi yang dibutuhkan. Namun, sering kali tampak mengabaikan catatan layanan individu, kesehatan, status pelajar, atau bahkan usia.

"Dalam mobilisasi ini, banyak pertanyaan yang muncul, dan semua kesalahan harus diperbaiki dan dicegah agar tidak terjadi di masa depan," tegas Presiden Putin.

"Misalnya, saya memikirkan ayah dari banyak anak, atau orang yang menderita penyakit kronis, atau mereka yang sudah melewati usia wajib militer," tandasnya.