Ini Solusi Moeldoko untuk Petani Garam Cirebon yang Kerap Alami Rob
Moeldoko beri perhatian untuk petanigarap di Cirebon yang mengalami rob. (Dok KSP)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko merespon keluhan petani garam di desa Rawaurip, kecamatan Pangenan, kabupaten Cirebon, terkait banjir rob yang terjadi sejak bulan Juli. Di mana, banjir yang disebabkan oleh meluapnya air laut pasang tersebut alias rob, yang membuat ratusan hektare lahan pertanian garam terendam air, dan petani mengalami gagal panen.

Moeldoko mengungkapkan, abrasi dan rob yang terjadi di desa Rawaurip sudah berlangsung dalam waktu dua tahun terakhir. Abrasi dan rob, lanjut dia, dikarenakan lingkungan sekitar terutama bibir pantai mengalami kerusakan, sehingga tidak ada tanggul alami untuk mencegah air laut masuk ke area tambak garam.

“Memang salah satu yang dikeluhkan oleh petani saat saya berkunjung ke sana (desa Rawaurip) pada akhir tahun lalu yaitu soal abrasi dan rob. Sebab kondisi lingkungan di bibir pantai rusak dan butuh revitalisasi,” kata Moeldoko, di Jakarta, Kamis 25 Agustus.

Sebagai informasi, pada 8 Oktober 2021, Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko melakukan kunjungan kerja di desa Rawaurip, Cirebon. Pada kesempatan itu, Moeldoko mendengar berbagai keluhan petani garam. Salah satunya soal abrasi dan rob.

Menindaklanjuti hal itu, ujar Moeldoko, Kantor Staf Presiden telah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan lembaga terkait dalam penanganan kerusakan ekosistem manggrove. Selain itu, Kantor Staf Presiden bersama Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung, juga telah menangani pendangkalan sungai Cimanis Bangka Deres akibat sedimentasi, dengan melakukan pengerukan.

“Untuk rehabilitasi manggrove, KSP sudah memfasilitasi koordinasi dengan KKP dan yayasan BUMN. Tapi ada kendala soal lokasi penanaman tidak kondusif karena tingginya pasang surut air laut. Untuk pendangkalan saluran air, KSP memfasilitasi koordinasi dengan BBWS Kemen PUPR untuk pengerukan. Semuanya sudah dieksekusi,” beber Moeldoko.

Panglima TNI 2013-2015 ini juga menyampaikan, bahwa Kantor Staf Presiden telah mendorong Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta – Jawa Barat, untuk segera melakukan perbaikan jalan rusak menuju lokasi tambak garam, yakni sepanjang 3,5 kilometer.

“Pada April lalu, Deputi I KSP bersama Bina Marga sudah meninjau lokasi. Tentu kita akan dorong untuk segera dilakukan perbaikan,” tutur Moeldoko.

Sementara dalam kaitan soal keinginan masyarakat untuk dibangun Tembok Pembatas Tanah sebagai penghalau banjir rob, Moeldoko menyebut, sampai saat ini masih dicari teknis yang tepat. “Jangan sampai nanti kalau dibangun tembok, justru akan terjadi pendangkalan di bibir pantai. Soal itu Masih dicari solusinya,” ucapnya.