Kunjungan Nancy Pelosi Dibalas China dengan Latihan Militer dan Uji Coba Rudal Konvensional, Kemlu RI: Indonesia Tetap Menganut <i>One China Policy</i>
Ketua DPR AS Nancy Pelosi bersama Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Twitter/@iingwen)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia prihatin dengan perkembangan kondisi yang terjadi di Selat Taiwan, terkait dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, meminta rivalitas tidak menjadi konflik dan tetap menganut kebijakan 'Satu China'.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mewujudkan kunjungannya ke Taiwan, di tengah kecaman dan kritik keras dari China, dengan kemudian berpidato di Parlemen sebelum bertemu Presiden Tsai Ing-wen dan menerima tanda kehormatan tertinggi.

Itu membuat China marah, dengan Beijing mengutuk kunjungan tingkat tertinggi AS ke Taiwan dalam 25 tahun sebagai ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, menanggapi dengan kesibukan latihan militer, memanggil duta besar AS di Beijing, dan mengumumkan penangguhan beberapa impor pertanian dari Taiwan.

"Indonesia sangat prihatin atas semakin tajamnya rivalitas diantara kekuatan besar. Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menciptakan potensi konflik terbuka dan mengganggu stabilitas dan perdamaian yang ada, termasuk di Taiwan Strait," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam keterang tertulis, Rabu 3 Agustus.

Lebih jauh Faizasyah mengatakan, Indonesia mendorong semua pihak melakukan langkah-langkah nyata guna mengurangi ketegangan yang dapat memperburuk situasi.

Ditambahkan olehnya, dunia memerlukan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas dapat terjaga.

"Indonesia tetap menganut kebijakan 'One China Policy'," tegasnya.

Diketahui, Pelosi sedang dalam tur Asia yang mencakup kunjungan yang diumumkan ke Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang. Kunjungannya ke Taiwan tidak diumumkan tetapi diantisipasi secara luas, seperti mengutip Reuters.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan telah mengajukan protes keras kepada Amerika Serikat, dengan mengatakan kunjungan Pelosi sangat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, "memiliki dampak yang parah pada landasan politik hubungan China-AS, dan secara serius melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China.

Sementara itu, Pesawat-pesawat tempur China mendengung di garis yang membelah Selat Taiwan sebelum kedatangannya. Militer China telah disiagakan tinggi dan akan meluncurkan "operasi militer yang ditargetkan" sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi, kata kementerian pertahanan.

Tak hanya itu, militer China mengumumkan latihan udara dan laut bersama di dekat Taiwan mulai Selasa malam dan menguji peluncuran rudal konvensional di laut timur Taiwan, dengan kantor berita negara China Xinhua menjelaskan latihan tembakan langsung dan latihan lain di sekitar Taiwan dari Kamis hingga Minggu.