Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut China memiliki hak berdaulat untuk menggelar latihan militer di sekitar Taiwan, menyinggung kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi sebagai provokasi.

China menembakkan beberapa rudal di sekitar Taiwan pada Hari Kamis ketika meluncurkan latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehari setelah kunjungan Nancy Pelosi.

"Ini (latihan militer) adalah hak kedaulatan China," ujar Peskov saat ditanya mengenai latihan yang digelar Beijing.

"Ketegangan di kawasan dan sekitar Taiwan diprovokasi oleh kunjungan Nancy Pelosi," terang Peskov dalam keterangan kepada wartawan.

"Itu adalah kunjungan yang sama sekali tidak perlu dan provokasi yang tidak perlu," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, saat pesawat Pelosi lepas landas dari bandara Songshan pada Rabu malam, Taiwan menghadapi aktivitas militer berhari-hari yang mengancam akan meningkat menjadi krisis selat Taiwan keempat.

dmitry peskov
Juru bicara Kremlin Dimitry Peskov. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента России)

Kementerian Pertahanan Taiwan menuduh Beijing berencana melanggar konvensi internasional tentang hukum laut, dengan melanggar wilayah kedaulatan Taiwan.

Sementara militer China sering mengadakan latihan tembak-menembak di selat dan laut sekitarnya, yang direncanakan minggu ini mengelilingi pulau utama Taiwan dan daerah sasaran di dalam laut teritorialnya.

Veerle Nouwens, seorang peneliti senior di Royal United Services Institute, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di London, mengatakan lokasi enam zona eksklusi itu patut diperhatikan.

"Secara khusus, zona eksklusi tampaknya tidak lagi berfokus pada garis pantai China, melainkan mengelilingi Taiwan," katanya, seraya menambahkan bahwa China memiliki interpretasi yang berbeda mengenai undang-undang mana yang berlaku untuk apa yang dianggapnya sebagai zona maritimnya sendiri, mengutip The Guardian.

Diketahui, Pemerintah Partai Komunis China yang berkuasa, yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya meskipun tidak pernah memerintah pulau itu, telah berulang kali memperingatkan pembalasan atas kunjungan tersebut.