JAKARTA - KAI Commuter mencatat volume pengguna KRL tertinggi sepanjang 2021 pada bulan November dengan melayani 12.400.098 pengguna (atau rata-rata 413.337 pengguna per hari) di Jabodetabek, dan 219.696 pengguna (rata-rata 7.323 pengguna per hari) di KRL Yogyakarta-Solo.
"Penanganan pandemi COVID-19 yang semakin membaik membuat masyarakat secara bertahap kembali beraktivitas di luar rumah. Tren ini juga tampak pada data pengguna KRL," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu 8 Desember dilansir dari Antara.
Anne mengatakan, jumlah pengguna KRL Jabodetabek tersebut tumbuh 13,85 persen dibanding Oktober 2021. Sementara volume pengguna KRL Yogyakarta–Solo tumbuh 20,2 persen dibanding bulan sebelumnya.
Meskipun demikian, kata dia, volume pengguna KRL ini masih jauh di bawah angka sebelum pandemi yang mampu melayani sekitar 1 juta pengguna per hari atau lebih dari 26 juta setiap bulannya.
Jika dilihat sejak awal tahun, hingga November 2021 KRL Jabodetabek telah melayani 109.376.293 pengguna. Angka ini lebih rendah dibanding periode yang sama 2020 di mana tercatat ada 141.449.845 pengguna yang dilayani KRL Jabodetabek.
Sementara itu dalam operasi sejak Februari hingga November tahun 2021 ini, KRL Yogyakarta solo telah melayani 1.448.836 pengguna.
Adapun dari segi operasional, KAI Commuter terus melakukan peningkatan untuk mengupayakan layanan yang sesuai kebutuhan pelanggan dan memaksimalkan protokol kesehatan terutama jaga jarak pada jam sibuk.
Pada Januari 2021 frekuensi perjalanan KRL hanya 964 per hari dengan 93 rangkaian kereta. Sementara saat ini frekuensi perjalanan KRL mencapai 1.005 per hari dengan 94 rangkaian kereta.
BACA JUGA:
Sedangkan di KRL Yogyakarta peningkatan kapasitas angkut dilakukan melalui perpanjangan formasi kereta yang melayani pengguna. Pada Februari 2021 maupun saat ini, perjalanan KRL jumlahnya tetap 20 perjalanan.
"Namun jika pada awal tahun dilayani oleh dua rangkaian KRL dengan formasi empat kereta, saat ini telah dilayani oleh tiga rangkaian KRL dengan formasi delapan kereta," ujarnya.
Menurut Anne peningkatan operasional tersebut dimungkinkan karena meningkatnya produktifitas perusahaan di masa pandemi untuk mendukung ekonomi nasional.
Dari segi penyediaan sarana KRL, sebelum pandemi untuk melayani 1,2 juta pengguna per hari KAI commuter menyiapkan 86 rangkaian KRL.
Namun di masa pandemi ini untuk mendukung mobilitas yang sehat dengan tetap jaga jarak, KAI Commuter dapat menyiapkan 94 rangkaian KRL meskipun volume pengguna belum mencapai 50 persen dari volume pengguna sebelum pandemi.
Dikatakannya, operasional KAI Commuter selama pandemi ini juga sangat dipengaruhi aturan kegiatan masyarakat termasuk di sektor transportasi.
"Saat ini kami semakin adaptif karena harus mampu beradaptasi dengan perubahan pola operasi dan layanan KRL sesuai aturan terbaru," kata Anne.