JAKARTA - KAI Commuter mencatat, terjadi peningkatan jumlah penumpang moda transportasi commuter line bulan ini dibanding sebelumnya. Pada November ini tercatat jumlah pengguna moda transportasi ini menyentuh angka 400 ribu orang. Ini menunjukkan masyarakat telah kembali beraktivitas di tengah pandemi COVID-19.
"Data KAI Commuter menunjukkan bulan November 2020 ini volume pengguna KRL mulai meningkat seiring masyarakat yang mulai kembali beraktivitas di tengah pandemi COVID-19. Sepanjang November ini, volume pengguna KRL menyentuh angka 400 ribu pengguna pada hari kerja. Angka ini merupakan yang tertinggi selama pandemi COVID-19, atau sejak Maret 2020. Meskipun demikian, jumlah ini hanya sekitar 40 persen dibandingkan rata-rata volume pengguna KRL setiap harinya yang dilayani KAI Commuter sebelum masa pandemi," kata VP Corporate Communications KAI Commuter Anne Purba dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu, 14 November.
Dengan meningkatnya jumlah pengguna, KRL melakukan antisipasi dengan menambah jumlah perjalanan commuter line dan mengembalikan jam operasional moda transportasi ini sejak pukul 04.00 WIB hingga 00.00 WIB tiap harinya. Selain itu, KAI Commuter juga telah mengoperasikan 997 perjalanan kereta tiap harinya.
"Jumlah ini lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi di mana KAI Commuter hanya mengoperasikan 975 perjalanan setiap harinya. Dengan penambahan jumlah perjalanan dan normalisasi jam operasional tersebut, diharapkan membuat para pengguna KRL lebih leluasa dalam merencanakan perjalanan sehingga dapat menghindari jam-jam sibuk di mana pengguna cukup padat," ungkapnya.
Anne memaparkan, pergerakan penumpang masih terfokus pada jam sibuk. Berdasarkan data yang mereka miliki, pada Senin, 11 November terlihat pergerakan pengguna terpusat pada rentang waktu 07.00 dan 08.00 WIB. Pada jam tersebut, sebanyak 72 ribu pengguna tercatat menggunakan moda transportasi commuter line.
Sedangkan untuk sore hari, mobilitas pengguna terkonsentrasi pada pukul 18.00 WIB atau setelah jam pulang kerja dengan jumlah lebih dari 40 ribu pengguna dalam kurun waktu satu jam.
BACA JUGA:
Untuk mengantisipasi kepadatan di jam sibuk, Anne mengimbau masyarakat menggunakan commuter line agar memanfaatkan fleksibilitas jadwal dengan bepergian di luar jam-jam sibuk tersebut.
"KAI Commuter juga berharap berbagai pihak melanjutkan metode pengaturan jam kerja sesuai shift agar mobilitas para pekerja dapat terbagi dalam rentang waktu yang bebeda-beda. Jam kerja bertahap atau sesuai shift juga lebih dimungkinkan dengan operasional KRL yang telah kembali normal," tegasnya.
Selain itu, guna menghindari kepadatan di stasiun pada jam sibuk, pengguna moda transportasi ini dapat melihat informasi kondisi antrean di stasiun lewat aplikasi KRL Access yang tersedia untuk penguna ponsel Android maupun iOs. Selain itu pada aplikasi ini pengguna juga dapat melihat posisi terkini kereta yang hendak dinaiki, jadwal kereta, dan sejumlah informasi terkait lainnya.
Anne juga mengimbau bagi seluruh calon penumpang maupun penumpang commuter line, aturan tambahan yang diberlakukan oleh pihak KAI Commuter tetap berlaku termasuk untuk para lansia.
Mereka yang berusia 60 tahun ke atas, kata Anne, hanya dapat menggunakan commuter line di luar jam sibuk yaitu pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB. Pengaturan jam ini juga berlaku bagi penumpang yang membawa barang dalam ukuran besar yang dapat mengganggu penerapan jaga jarak aman di dalam kereta. Sementara untuk balita dan anak, masih tetap dilarang untuk menggunakan moda transportasi ini.
Selain itu, para penumpang maupun petugas tetap harus mengikuti protokol kesehatan guna mencegah terjadi penularan COVID-19. Aturan ini penting untuk diikuti di stasiun maupun di dalam kereta.
"KAI Commuter juga mengingatkan pengguna agar bersiap memasuki musim penghujan dan membawa perlengkapan tambahan saat hendak keluar rumah antara lain jas hujan atau payung, dan gunakan sepatu yang tidak licin," ujarnya.
"Ingat juga untuk memeriksa perkiraan cuaca harian sebelum beraktivitas. Perkiraan cuaca dapat dilihat di twitter @commuterline setiap pagi hari, maupun di berbagai akun sosial media dan situs web Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," pungkasnya.