Ada 334 Serangan Teror Selama Tahun 2021, Utusan Khusus PBB Sebut Taliban Tidak Bisa Bendung Pertumbuhan ISIS-K
Ilustrasi ISIS. (Wikimedia Commons/aharan_kotogo)

Bagikan:

JAKARTA - Utusan PBB untuk Afghanistan pada hari Rabu menyampaikan penilaian suram tentang situasi setelah pengambilalihan Taliban, mengatakan afiliasi dari kelompok ISIS telah tumbuh dan sekarang muncul di hampir semua 34 provinsi.

Perwakilan Khusus PBB Deborah Lyons mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, tanggapan Taliban terhadap perluasan Negara Islam-Provinsi Khorasan (ISKP) atau ISIS-K "tampaknya sangat bergantung pada penahanan di luar proses hukum dan pembunuhan" terhadap tersangka pejuang ISKP.

"Ini adalah area yang layak mendapat perhatian lebih dari masyarakat internasional," katanya, mengutip Reuters 18 November.

Komentarnya muncul beberapa jam setelah kelompok yang menjadi musuh ideologi Taliban tersebut, mengklaim tanggung jawab atas dua ledakan yang menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai enam lainnya di lingkungan Syiah di Kabul.

Taliban, katanya, tidak mampu membendung pertumbuhan ISKP.

"Dulu terbatas di beberapa provinsi dan ibu kota, ISKP sekarang tampaknya hadir di hampir semua provinsi, dan semakin aktif," ungkap Lyons, seraya menambahkan jumlah serangan kelompok tersebut telah meningkat dari 60 serangan pada 2020 menjadi 334 pada tahun ini.

Sementara Taliban melakukan "upaya tulus untuk menampilkan dirinya sebagai pemerintah", sejak merebut Kabul pada Agustus setelah perang 20 tahun dengan Amerika Serikat. Mereka terus mengecualikan perwakilan dari sektor masyarakat lainnya dan membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Misi PBB secara teratur menerima laporan yang kredibel tentang penggeledahan rumah dan "pembunuhan di luar hukum" terhadap mantan personel dan pejabat keamanan, katanya.

Selain itu, Lyons memperingatkan lagi tentang bencana kemanusiaan saat musim dingin mendekat karena ekonomi yang gagal dan kekeringan.

Dia memohon masyarakat internasional untuk menemukan cara untuk mendanai gaji petugas kesehatan, guru dan pekerja kemanusiaan, dengan mengatakan bantuan kemanusiaan tidak mencukupi.

Runtuhnya ekonomi akan memicu perdagangan obat terlarang, senjata dan manusia dengan pertukaran uang yang tidak diatur yang "hanya dapat membantu memfasilitasi terorisme," kata Lyons.

"Patologi ini pertama-tama akan mempengaruhi Afghanistan. Kemudian mereka akan menginfeksi wilayah itu," tandas Lyons.