Ada Ancaman Keamanan, Penempatan Ribuan Tentara Garda Nasional di Washington D.C Diperpanjang
JAKARTA - Polisi Capitol Amerika Serikat (USCP) telah meminta perpanjangan masa penempatan tentara Garda Nasional, untuk jangka waktu dua bulan ke depan di Washington D.C, khususnya di area Capitol Hill.
Permintaan ini disebut oleh dua pejabat keamanan Amerika Serikat, tengah dalam peninjauan Departemen Pertahanan (Pentagon).
Sebanyak 4.900 tentara Garda Nasional sebelumnya dijadwalkan untuk tetap berada di Washington hingga 12 Maret setelah penempatan awal mereka diperpanjang.
Sebagian, karena kekhawatiran tentang potensi kekerasan yang berasal kabar yang beredar di dunia maya setelah pelantikan Presiden Joe Biden pada 20 Januari.
Tetapi, anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Partai Republik, telah mendorong pejabat pertahanan dan USCP untuk merinci ancaman yang membenarkan menjaga ribuan penjaga di ibu kota negara dan menjelaskan misi yang mereka lakukan.
Permintaan ini muncul seiring dengan peringatan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dan FBI, terkait ancaman yang ditimbulkan oleh ekstremis domestik, termasuk kekhawatiran tentang potensi kekerasan sekitar 4 Maret dan seterusnya. Melansir CNN, Associated Press adalah yang pertama melaporkan permintaan untuk memperpanjang penempatan Garda Nasional selama dua bulan tambahan.
Pejabat DHS menekankan, penegakan hukum seharusnya tidak melihat intelijen semata-mata melalui lensa apakah suatu ancaman memenuhi syarat sebagai kredibel dan spesifik,
"Tetapi gunakan peringatan yang datang dari DHS, FBI dan lembaga mitra lainnya untuk menginformasikan keputusan tentang postur keamanan mereka. Bahkan jika informasi yang diberikan kurang mengarah ke serangan atau kekerasan yang akan terjadi," sebut dua pejabat tersebut kepada CNN.
Permintaan 4.900 pasukan Garda Nasional untuk tinggal di Washington hingga 12 Maret dibuat oleh USCP. Pejabat pertahanan mengatakan kepada anggota parlemen bulan lalu. Pentagon bekerja dengan lembaga penegak hukum yang relevan untuk menentukan seperti apa kehadiran pasukan yang tepat sekarang, setelah lanskap ancaman telah berubah dalam beberapa minggu sejak pelantikan Biden.
"Jumlah itu didasarkan pada misi berbeda yang mereka inginkan, anggota Garda Nasional akan mendukung, pasukan tanggap, perimeter, keamanan, set misi semacam itu. Kami sedang bekerja dengan mereka. Seperti yang Anda ketahui, permintaan saat ini berakhir pada Maret 12. Kami mencoba untuk menentukan bersama mereka tingkat keamanan yang mereka butuhkan dari Garda Nasional mengingat keadaan telah berubah, "kata pejabat Pentagon Robert Salesses pada saat itu.
"Kami bekerja sangat erat dengan FBI, Secret Service, dan lainnya serta Kepolisian Capitol untuk mencoba menentukan apa yang mereka yakini sebagai ancaman, dan kemudian melihat apa yang mereka yakini sebagai kebutuhan Garda Nasional, atau jenis kumpulan misi. Bahwa mereka membutuhkan dukungan, kami bekerja sangat dekat dengan mereka untuk mencoba menentukan apa itu. Jelas 4900 adalah jumlah yang sangat besar di Capitol Hill," tambahnya.
Baca juga:
- Amerika Serikat Gagalkan Transaksi Senilai 1 Miliar Dolar oleh Rezim Militer Myanmar
- Italia Blokir Ekspor 250 Ribu Dosis Vaksin COVID-19 ke Australia
- Penyelidik Federal Periksa Komunikasi Anggota Parlemen AS dan Perusuh Saat Kerusuhan Capitol Hill
- Selandia Baru Cabut Peringatan Tsunami, Warga yang Mengungsi Bisa Kembali
Terkait hal ini, Ketua DPR AS Nancy Pelosi enggan berkomentar jauh. Ia hanya mengatakan, Ketua Capitol Hill Riot Task Force Jenderal Russel Honore, sudah memiliki draf tinjauan terhadap keamanan Capitol dan akan memberi pengarahan kepada parlemen segera.
"Itu pertanyaan bagi mereka, keputusan tentang keamanan dibuat oleh pimpinan keamanan di sini dan kita akan lihat apa yang ditanyakan. Tapi dalam hal itu, apa yang kami butuhkan, kami harus memiliki apa yang kami butuhkan, kapan kami membutuhkannya, dan dalam jumlah yang kami butuhkan, tapi itu keputusan keamanan," kata Nancy Pelosi.