JAKARTA - Penularan COVID-19 dalam aksi solidaritas 'Black Lives Matter' terkonfirmasi. Di Amerika Serikat (AS), Garda Nasional mengumumkan sejumlah tentara yang positif COVID-19. Semuanya adalah pasukan bertugas mengamankan demonstrasi.
Melansir Channel News Asia, hasil positif itu dikonfirmasi lewat pengetesan massal, Selasa, 9 Juni. Sebelumnya, dilaporkan 1.700 anggota Garda Nasional terlibat dalam pengamanan unjuk rasa, baik di Gedung Putih atau titik massa lainnya. Wali Kota Washington DC Muriel Bowser bahkan sempat meminta tambahan pengamanan seiring penjarahan dan perusakan oleh massa.
Hasil positif itu disampaikan Juru Bicara Garda Nasional Washington Letnan Kolonel Brooke. Namun, ia tak merinci jumlah anggota yang terserang COVID-19. Kemanan nasional, alasannya.
BACA JUGA:
Yang jelas, Brooke menjelaskan, transmisi virus corona baru kemungkinan terjadi saat pengamanan aksi. Ia menyebut banyaknya pengunjuk rasa dan anggota Garda Nasional yang mengabaikan protokol pencegahan COVID-19. Soal masker, terutama.
"Personel Garda Nasional harus dapat menjaga jarak fisik dan selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) yang praktis kala bertugas pada lokasi yang ditetapkan,” kata Davis.
Cara itu dilakukan agar meminimalisir penyebaran virus dari Wuhan kepada anggota Garda Nasional. Davis menambahkan bahwa COVID-19 tak bisa disepelekan selama melakukan tugas pengamanan, mengingat sejauh ini AS telah terkonfimasi memiliki dua juta kasus penularan COVID-19, dan 114 ribu meninggal dunia.
Tak hanya di Amerika saja. Belahan dunia lainnya juga. Pagebluk COVID-19 telah menjadi ancaman mereka yang ikut dalam aksi solidaritas Black Lives Matter. Sebab, perkumpulan massa membuka potensi epinsentrum baru COVID-19.