JAKARTA - Liga Inggris mendukung seruan para pemainnya yang ingin mengampanyekan gerakan anti rasisme. Mereka mengizinkan para pemain untuk memasang tulisan khusus pada bagian belakang jersey.
Akan ada logo Black Lives Matter yang dipasang pada jersey setiap pemain. Selain itu juga ada badge khusus sebagai ucapan terima kasih untuk NHS, layanan perawatan kesehatan Inggris.
"Liga Premier mendukung keinginan para pemain untuk mengganti nama mereka dengan 'Lives Matter' di bagian belakang baju mereka untuk 12 pertandingan pertama musim 2019/20 yang dimulai kembali," sebuah pernyataan mengatakan seperti dilansir dari MARCA.
"Logo Black Lives Matter juga akan ditampilkan pada jersey untuk sisa musim ini, bersama dengan bagde ucapan terima kasih kepada NHS atas upaya mereka selama krisis COVID-19."
BACA JUGA:
Selain itu, Liga Premier juga akan mendukung para pemain yang bertekuk lutut sebelum atau selama pertandingan sebagai aksi protes terhadap segala tindakan diskriminasi.
"Liga Premier percaya tidak ada ruang untuk rasisme, di mana pun," akhir dari pernyataan itu.
Beberapa hari lalu, U.S. Soccer mencabut larangan berlutut selama lagu kebangsaan berkumandang. Mereka mengaku keliru telah melarang Megan Rapinoe melakukan itu empat tahun lalu.
Saat itu, Rapinoe bertekuk lutut sebelum pertandingan tim putri melawan Thailand. Ia mengikuti quarterback NFL Colin Kaepernick yang melakukannya sebagai bentuk protes terhadap kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial.
Kaepernick dikecam keras oleh presiden Donald Trump karena berlutut dan dewan direksi U.S Soccer mengeluarkan undang-undang pada tahun 2017 yang mewajibkan pemainnya untuk 'membela' The Star-Spangled Banner sebelum pertandingan.
Namun, mengingat ada fokus baru pada isu-isu yang diprotes Kaepernick setelah kematian George Floyd bulan lalu, tim wanita AS menyerukan agar larangan itu dihapus.
"U.S Soccer mendukung gerakan Black Lives Matter, dan kami mendukung perang melawan ketidakadilan rasial," kata federasi dalam sebuah pernyataan.
"Dewan U.S Soccer memberikan suara kemarin sore untuk merombak Kebijakan 604-1, yang mengharuskan pemain kami untuk berdiri selama lagu kebangsaan