Donald Trump Setujui Keadaan Darurat di Washington, Keamanan Diperketat
Kepala Garda Nasional Jenderal Daniel R. Hokanson (kanan) berbincang dengan anggotanya di depan Gedung Capitol Hill. (Twitter/@ChiefNGB)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetujui pernyataan kondisi darurat di Washington DC. Ini diumumkan oleh Kantor Pers Gedung Putih, setelah mendapat masukan dan peringatan tentang ancaman sebelum pelantikan Presiden terpilih Joe Biden dari pejabat keamanan berwenang.

Persetujuan ini diikuti dengan izin dari presiden untuk memperpanjang bantuan federal hingga 24 Januari mendatang, guna mendukung upaya stabilitas di Washington DC. 

Melansir Al Jazeera, deklarasi ini memungkinkan Badan Manajemen Darurat Federal (Federal Emergency Management Agency - FEMA), untuk mengidentifikasi, memobilisasi dan menyediakan peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengurangi dampak keadaan darurat.

Kondisi ini disebabkan dari potensi ancaman yang ada saat pelantikan Joe Biden, serta berkaca dari kerusuhan di Capitol Hill yang dilakukan oleh pendukung Donald Trump pada 6 Januari lalu. 

Seperti diberitakan sebelumnya, FBI telah memperingatkan adanya ancaman unjuk rasa bersenjata di ibu kota AS dan seluruh negara bagian jelang pelantikan. 

Garda Nasional
Ribuan prajurit Garda Nasional sudah tiba di Washington. (Twitter/@ChiefNGB)

Adapun pengajuan deklarasi keadaan darurat disampaikan oleh Walikota Washington Muriel Bowser dalam suratnya kepada Penjabat Menteri Keamanan Dalam Negeri Chad Wolf. 

Bowser juga meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk memperpanjang ketentuan darurat yang memungkinkan lembaga federal dan lokal mempersiapkan pelantikan Joe Biden. Sekaligus meminta arahan keamanan dari FBI pada 11-24 Januari.  

Diketahui, salah satu persiapan keamanan yag dilakukan adalah dengan mengerahkan Garda Nasional. Mereka mendapat wewenang untuk mengirimkan hingga 15 ribu anggotanya ke Washington. Kendati, untuk tahap awal hanya 10 ribu tentara Garda Nasional yang sudah disiagakan sejak Sabtu pekan lalu untuk mendukung keamanan, logistik dan komunikasi.

"Jumlahnya bisa meningkat menjadi 15 ribu anggota jika diminta oleh otoritas setempat," kata Kepala Garda Nasional Jenderal Daniel R. Hokanson, melansir Reuters, Selasa 12 Januari.