Kapolres Ambon Minta Polisi Bisa Jadi "Keset Kaki", Siap DIcaci-Maki
Kapolresta Pulau Ambon dan PP Lease Kombes Polisi Raja Arthur Lumonga Simamora di Jazirah Leihitu, Jumat (27/1/2023). (ANTARA)

Bagikan:

AMBON - Kapolresta Pulau Ambon dan PP Lease Komisaris Besar Polisi Raja Arthur Simamora menegaskan bahwa seorang polisi harus selalu siap menjadi "keset kaki" yang ketika diinjak-injak dan dicaci-maki, namun tetap terbuka dalam melayani masyarakat.

"Saya sering bilang kepada anggota kalau menjadi polisi harus siap menjadi keset kaki ketika kami diinjak-injak, dicaci-maki, namun tetap welcome karena itu sudah menjadi bagian dari tugas kita sebagai pelayan masyarakat," ujar Kapolresta Ambon, dikutip ANTARA, Minggu 29 Januari.

Penegasan Kapolresta disampaikan saat bertatap muka dan menjaring aspirasi bersama masyarakat dan tokoh agama di Kecamatan Leihitu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah lewat program Jumat Curhat.

Dalam kesempatan itu, Raja Negeri Wakal Ahaja Suneth meminta aparat Polsek Leihitu untuk proaktif melakukan razia minuman keras yang selalu menjadi pemicu masalah kamtibmas di Kecamatan Leihitu.

Tokoh adat Negeri Hitu Messing Saleh Slamat berharap ada penambahan personel anggota Polsek Leihitu yang saat ini jumlahnya minim dan menyarankan personel polisi giat melaksanakan patroli.

Sementara salah satu staf Negeri Hitu Lama, Idris Ruhunussa, mengatakan selama kejadian-kejadian gangguan kamtibmas di Jazirah Leihitu, tindakan yang diambil personel polisi terkesan lambat karena harus menunggu perintah dari pimpinan.

"Kepada raja di jazirah dalam konsep pemerintah negeri terdapat dua tipe kepemimpinan, ada raja yang diakui oleh masyarakat dan ada yang tidak sehingga menjadi kendala ketika terjadi keributan antara negeri dan kelompok yang tidak mengakui raja. Inilah yang sering membuat masalah," ucap Idris.

Sedangkan Raja Negeri Hitu Lama, Salhana Pellu, mengatakan sebanyak apapun personel pengamanan jika tidak ada kesadaran dari masyarakat maka semuanya menjadi percuma karena sebagian besar persoalan yang muncul bermula dari masalah pribadi.

Kepala Pemuda Negeri Wakal, Hasan Wael, menyarankan sekecil apapun persoalan yang dilaporkan warga ke polsek harus ditindaklanjuti karena persoalan besar berawal dari masalah kecil.

"Kalau terjadi masalah pelakunya langsung diserahkan, jangan dilindungi, masak harus mengorbankan orang banyak untuk perbuatan orang per orang," ucap Hasan.

Foto: Kapolresta Pulau Ambon dan PP Lease Kombes Polisi Raja Arthur Lumonga Simamora melakukan pertemuan dengan masyarakat dan para kepala pemerintahan, tokoh adat, dan tokoh pemuda di Jazirah Leihitu, Jumat (27/1/2023). ANTARA