JAKARTA - Generasi Z kini semakin dikenal dengan pilihan gaya hidup yang praktis dan efisien. Mereka juga meninggalkan olahraga gym dan memilih minum obat. Salah satu tren terbaru yang mencuri perhatian adalah penggunaan obat diabetes, seperti Ozempic dan Wegovy.
Ini dianggap sebagai alat bantu penurunan berat badan. Fenomena ini menggambarkan pergeseran preferensi dari metode tradisional seperti olahraga dan diet menuju solusi farmasi yang lebih instan.
Dilansir VOI dari laman NY Post pada Jumat, 3 Januari 2025, menurut survei terbaru yang dilakukan oleh platform kesehatan digital Tebra, lebih dari 25% orang Amerika mempertimbangkan penggunaan obat-obatan GLP-1 untuk membantu menurunkan berat badan.
Di antara mereka, Generasi Z menjadi kelompok yang paling menonjol dengan 37% menyatakan akan beralih dari gym ke apotek dalam upaya mencapai tubuh ideal mereka pada tahun mendatang.
Tren ini juga memperlihatkan perbedaan gender yang signifikan. Wanita lebih cenderung menggunakan obat ini dibandingkan pria, dengan 30% wanita dan 20% pria menyatakan minatnya. Selain itu, target penurunan berat badan wanita juga lebih tinggi, rata-rata 23 pon dibandingkan dengan 19 pon pada pria. Hal ini mencerminkan tekanan sosial yang lebih besar terhadap wanita untuk memiliki tubuh ideal.
Ketimpangan ini tentu tidak mengejutkan. Menurut data Gallup, mengingat sejak tahun 1999, wanita lebih sering menyatakan dirinya kelebihan berat badan dibandingkan pria. Wanita juga lebih sering menghadapi penilaian terhadap tubuh mereka dibandingkan pria.
Meskipun minat terhadap obat ini semakin meningkat, banyak orang Amerika merasa bahwa biaya yang tinggi membuatnya sulit dijangkau. Faktanya, 64% dari mereka yang tertarik menyebutkan biaya sebagai kekhawatiran utama, diikuti oleh kekhawatiran akan efek samping dengan presentase 59%.
Obat penurun berat badan ini, yang awalnya ditujukan untuk mengobati diabetes tipe 2, dapat menghabiskan ribuan dolar dan memiliki daftar panjang potensi efek samping berbahaya, bahkan risiko kematian. Namun, mayoritas sebesar 86% percaya bahwa manfaatnya sepadan dengan risikonya.
Inilah sebabnya mengapa 66% orang Amerika kini percaya bahwa obat-obatan ini lebih efektif dibandingkan metode tradisional seperti diet dan olahraga. Meskipun Generasi Z paling tertarik untuk mencoba obat ini, generasi yang lebih tua justru lebih percaya pada efektivitasnya.
Baby boomer, yaitu generasi yang saat ini berusia 56-74 tahun (lahir 1946-1964). Rata-rata kelompok baby boomer sebanyak 72% percaya bahwa obat ini lebih efektif daripada metode tradisional.
BACA JUGA:
Generasi X mengikuti di angka 70%, sementara milenial dan Generasi Z lebih ragu. Ada juga kesenjangan gender yang signifikan, dengan 75% wanita percaya pada efektivitas obat ini dibandingkan 53% pria.
Seiring meningkatnya minat terhadap obat-obatan GLP-1, beberapa orang mulai mengambil risiko dengan membeli obat palsu atau menggunakannya tanpa panduan medis. Kekhawatiran akan kecanduan dan kurangnya pengawasan medis menimbulkan efek samping.
Popularitas obat-obatan ini mungkin terkait dengan frustrasi banyak orang yang gagal mencapai tujuan penurunan berat badan meski sudah mencoba berbagai cara. Hampir setengah dari warga Amerika menyerah pada resolusi Tahun Baru mereka di masa lalu, beberapa bahkan berhenti diet pada bulan Februari.
Terlepas dari manfaat kesehatan yang potensial dan pujian tanpa henti di media sosial, semua obat GLP-1 hanya boleh digunakan oleh individu yang mendapat resep dari tenaga medis profesional.