JAKARTA – Uang kertas diprediksi akan segera berakhir dan bakal digantikan oleh cryptocurrency. Hal tersebut disampaikan oleh profesor ekonomi Esward Prasad dari Universitas Cornell. Prasad berpendapat bahwa mata uang kripto akan merevolusi sistem keuangan.
“Akhir mata uang fisik, uang tunai, sudah pasti makin dekat dan cryptocurrency termasuk Bitcoin telah membuka jalan bagi revolusi itu,” kata Prasad, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat 8 Oktober 2021.
Selain itu, The Fed juga dikabarkan segera melakukan peninjauan terhadap mata uang digital bank sentral (CBDC) pada pekan depan. Kripto dan CBDC tampaknya akan menjadi primadona di masa depan. Pasalnya sistem pembayaran digital semakin marak digunakan dalam beberapa tahun belakangan. Amerika Serikat (AS) percaya bahwa ekonomi akan merambah ke ekonomi digital.
Meski demikian, Prasad menilai bahwa cryptocurrency tidak akan mendominasi pembayaran digital di masa mendatang. Penyebabnya, tingkat volatilitas kripto sangat tinggi. Yang paling memungkinkan adalah penggunaan stablecoin seperti USDT, USDC, dan sejenisnya, karena koin stabil itu tidak terpengaruh fluktuasi harga Bitcoin.
“Pandangan saya mengenai cryptocurrency mungkin pada akhirnya membuktikan menjadi pertukaran yang luas,” paparnya.
BACA JUGA:
Di sisi lain, kripto juga telah memicu munculnya stablecoin. Koin-koin stabil seperti yang disebutkan di atas memiliki nilai yang terikat dengan dolar AS. Jadi stablecoin berpotensi jadi alat pembayaran. Hal ini berbeda dengan El Salvador yang telah mengadopsi Bitcoin sebagai alat tukar resmi negara. Padahal harga BTC sangat fluktuatif.
Prasad menyinggung mata uang digital bisa mendapatkan dukungan dari pemerintah sehingga bisa memberikan manfaat secara egaliter bagi sektor swasta. Perkembangannya pun memungkinkan inklusi keuangan dalam jumlah yang besar. Oleh karenanya, dia menyebutkan bahwa internet bakal membawa orang pada sistem keuangan secara eksklusif.
Ini menjadi tujuan banyak negara. Ditambah lagi dengan upaya pemerintah untuk menerbitkan mata uang digital bank sentral atau biasa disebut CBDC. Hal tersebut dinilai bakal bisa memberi kemudahan kepada pengguna yang tidak punya akses ke kartu kredit dan akun bank.
“Ini akan membawa orang ke sistem keuangan dan juga bertindak sebagai portal produk bank dasar dan layanan untuk kredit, tabungan dan lainnya,” ungkap Prasad.