JAKARTA – Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva menyatakan bahwa dirinya sulit menganggap cryptocurrency sebagai mata uang. Hal tersebut disampaikan Georgieva pada sebuah acara virtual yang diselenggarakan oleh Universitas Bocconia Italia.
Melansir Reuters, Direktur IMF itu menyebutkan tantangan otoritas keuangan saat ini yaitu upaya untuk menjamin interoperabilitas mata uang. Menurutnya, yang jadi pertimbangan utama adalah apakah mata uang digital yang didukung negara bisa berfungsi sebagai alat tukar yang dipercaya publik.
Selain itu, mencuat pertanyaan lain seperti apakah CBDC bisa berperan dalam stabilitas ekonomi domestik dan bagaimana mereka mengikuti peraturan internasional yang diperkenalkan oleh organisasi seperti Bank for International Settlements (BIS).
Melansir Bitcoin.com News, BIS telah memimpin sejumlah proyek terkait uji coba penggunaan mata uang digital yang diterbitkan oleh negara dalam transaksi internasional seperti kolaborasi antara Reserve Bank of Australia, Bank Negara Malaysia, Monetary Authority of Singapore, dan South African Reserve Bank.
BIS juga memimpin uji coba mata uang digital bank sentral (CBDC) yang dilakukan beberapa negara seperti China, Hong Kong, Thailand, dan UEA, serta uji coba CBDC yang dilakukan oleh Banque de France dan Bank Nasional Swiss.
BACA JUGA:
“[Sungguh] sangat mengesankan betapa komunitas internasional, bank sentral, lembaga seperti kita sekarang terlibat secara aktif untuk memastikan bahwa di dunia digitalisasi yang bergerak cepat ini, uang adalah sumber kepercayaan dan membantu fungsi ekonomi daripada [menjadi] sebuah resiko,” kata Georgieva.
Direktur IMF itu juga menilai bahwa CBDC merupakan uang digital yang sangat bisa dipercaya. Di sisi lain, Georgieva mengaku bahwa dirinya sulit menganggap cryptocurrency dijadikan sebagai uang resmi. Apalagi Bitcoin dan aset kripto lainnya tidak punya nilai intrinsik serta nilainya sangat fluktuatif.
“Dalam sejarah uang, sulit untuk menganggapnya (cryptocurrency) sebagai uang,” katanya.
Selain membahas tantangan yang dihadapi otoritas keuangan, Georgieva juga membicarakan dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Meski demikian, dia menilai saat ini sejumlah negara terlihat lebih siap dalam mengantisipasi terjadinya krisis seperti yang pernah dialami Yunani beberapa waktu lalu. Ketua IMF itu memperingatkan pemerintah untuk berhati-hati ketika beralih dari konsolidasi fiskal jangka menengah supaya bisa menghapus utang negara selama pandemi ini.