JAKARTA – Pemerintah El Salvador telah mengadopsi Bitcoin sebagai alat tukar resmi sejak 9 September 2021. Namun, sebagian besar warga El Salvador tidak setuju Bitcoin dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Studi Masyarakat dari Universitas Fransisco Gavidia, sekitar 62,3 persen masyarakat El Salvador tidak setuju dengan adopsi bitcoin yang dilakukan oleh pemerintah.
Bitcoin.com News melaporkan survei tersebut melibatkan 1.306 wawancara di seluruh negeri, dan berusaha untuk mengevaluasi persepsi masyarakat tentang pengelolaan negara oleh presiden Salvador Nayib Bukele. Terungkap juga bahwa hanya 23,7 persen yang mendukung adopsi bitcoin dan gerakan cryptocurrency di negara tersebut, sementara sekitar 11 persen ragu menggunakan Bitcoin atau tidak.
BACA JUGA:
Sejumlah ahli menyebut adopsi bitcoin yang dilakukan pemerintahan Bukele telah menjadi masalah besar bagi El Salvador dengan mayoritas menolak langkah tersebut. Menurut keterangan dari salah satu warga El Salvador, Doris Ponce (43), menyatakan bahwa: “Orang-orang belum menginginkan uang itu (Bitcoin). Mungkin ketika dolar menghilang.”
Presiden Bukele memiliki proyek terkait mata uang kripto tersebut salah satunya adalah mendirikan Bitcoin City. Dia juga berhasil memanfaatkan energi vulkanik untuk penambangan Bitcoin. El Salvador melakukan pembelian BTC besar-besaran di saat market kripto jatuh. Negara tersebut telah membeli lebih dari 2.300 Bitcoin sebagai bentuk investasi negara.
Dana Moneter Internasional (IMF) sudah memberikan peringatan kepada El Salvador terkait keputusannya mengadopsi Bitcoin. IMF juga sempat mendesak negara tersebut untuk membatalkan keputusannya.