Presiden Bank Sentral Eropa: Kripto Adalah Aset Spekulatif yang Diklaim Sebagai Mata Uang, Padahal Bukan!
Bank Sentral Eropa kecam kripto (Cryptorank.io)

Bagikan:

JAKARTA – Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde menyebut mata uang kripto sebagai aset spekulatif dan mencurigakan. Pihak Bank Sentral Eropa secara terang-terangan mencemooh cryptocurrency karena kripto mengancam kehadiran mereka.

CryptoDaily menyebutkan bahwa mata uang kripto memegang jawaban atas dunia yang rusak akibat skema ponzi berbasis utang yang disebut mata uang fiat. Lagarde menolak keras dengan mengatakan bahwa cryptocurrency bukan mata uang.

Ketika Lagarde diwawancarai oleh Bloomberg TV mengenai apakah mata uang kripto merupakan hal yang baik bagi ekonomi global, dia secara tegas menyatakan dirinya tidak setuju dan menyebut kripto hanyalah aset spekulatif belaka dan bukan mata uang.

“Kripto adalah aset yang sangat spekulatif yang mengklaim ketenaran mereka sebagai mata uang, mungkin, tetapi sebenarnya tidak. Kripto bukan (mata uang)!” ungkap Lagarde.

Presiden Bank Sentral Eropa itu juga memaparkan bahwa pihaknya terkadang mencurigai kripto dan melancarkan seruan dengan mengatakan bahwa kripto memakan konsumsi energi yang sangat tinggi. Lagarde juga menyinggung kripto stablecoin atau koin stabil yang terikat pada nilai mata uang asli termasuk USD Tether (USDT) dan USD Coin (USDC). Dia menyebut stablecoin sebagai “hewan yang berbeda”.

“Di sisi lain, Anda memiliki stablecoin yang mulai berkembang biak, yang coba dipromosikan dan didorong oleh beberapa teknologi besar, yang merupakan hewan yang berbeda dan perlu diatur di mana harus ada pengawasan,” tambah Lagarde.

Selain itu, Christine Lagarde mengungkapkan bahwa bank sentral akan menjawab kebutuhan para pengguna dengan cara menghadirkan mata uang digital bank sentral atau biasa disebut CBDC. Dia menyebutkan bahwa uang digital yang dikembangkan bank sentral akan sangat sesuai dengan kebutuhan hari ini.

“Inilah mengapa kita semua sekarang melihat CBDC (Mata Uang Digital Bank Sentral), sehingga alih-alih memiliki uang kertas dan uang tunai di dompet kita, kita dapat memiliki hal yang sama tetapi dalam bentuk digital,” ungkapnya.

Berbeda dengan cryptocurrency, dia memaparkan bahwa uang digital CBDC tersebut akan beriringan dengan sistem uang tunai fisik. Oleh karena itu pengguna bisa menentukan dengan sendiri mana yang lebih cocok untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Meski demikian, Lagarde tidak menyebutkan betapa CBDC tertinggal dari cryptocurrency yang sudah terlebih dulu ada. Mata uang digital yang dikembangkan oleh bank sentral itu tampaknya dikembangkan untuk membendung laju mata uang kripto sebagaimana yang dilakukan oleh China yang sudah meluncurkan Yuan Digital-nya beberapa waktu lalu.