Yuan Digital China Ancam Eksistensi Dolar AS, Ini yang Dilakukan Amerika untuk Mengantisipasinya
Yuan Digital jadi ancaman besar dolar Amerika (Coincu)

Bagikan:

JAKARTA – China dianggap membahayakan negara-negara Barat dengan Yuan Digitalnya. Hal tersebut diungkapkan oleh pihak Hayman Capital Management, Kyle Bass. Menurutnya, China dapat mengekspor otoritas digital ke negara lain dengan memanfaatkan Yuan Digitalnya.

Bass memaparkan bahwa uang digital China merupakan ancaman besar yang dihadapi oleh negara Barat dalam 30-40 tahun ini. Meskipun tujuan China membuat Yuan Digital adalah untuk membendung mata uang kripto, di sisi lain mereka juga dianggap memberikan ancaman besar bagi negara Barat.

“Yuan Digital adalah ancaman terbesar bagi Barat yang kami hadapi dalam 30, 40 tahun terakhir. Ini memungkinkan China menancapkan cakar mereka pada semua orang di Barat dan membuat mereka bisa mengeskpor otoritas digital,” kata Bass sebagaimana dikutip dari CNBC International.

Selain itu, Amerika Serikat juga dikabarkan tengah menciptakan uang digital buatan sendiri, Central Bank Digital Currency (CBDC). Meski pun demikian, hingga saat ini AS belum meluncurkan uang digitalnya. Mereka masih dalam proses penelitian.

Penelitian tersebut sedang dilakukan oleh pihak Digital Currency Initiative MIT bersama Federal Reserve Bank of Boston. Mereka memfokuskan penelitian pada privasi, oleh sebab itu mereka mengamati uang digital buatan China, Yuan Digital.

“Saya pikir jika ada Dolar Digital, privasi akan jadi bagian yang sangat penting dari itu. Amerika Serikat sangat berbeda dari China,” ujar direktur Digital Currency Initiative MIT Media Lab, Neha Narula.

Selain itu, mereka juga memfokuskan penelitian pada akses. Menurut data dari Pew Research Center, ada 7 persen warga AS yang tidak memakai internet, 9 persen warga kulit hitam juga tidak menggunakan internet, sebanyak 25 persen warga AS berusia 65 tahun ke atas juga mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan internet.

“Sebagian besar pekerjaan yang kami lakukan mengasumsikan bahwa CBDC akan hidup berdampingan dengan tunai fisik dan pengguna masih dapat menggunakan uang tunai fisik jika mereka mau,” tambah Narula.

Seorang profesor finance dari Sekolah Bisnis Pascasarjana Universitas Stanford, Darrel Duffie mengatakan bahwa CBDC harus tetap menjadi pemimpin keuangan bagi ekonomi dunia. Oleh karena itu, uang digital mesti mempunyai strategi yang jelas supaya tetap kuat sebagaimana dolar.

“Amerika Serikat harus menunjukkan kepemimpinannya di bidang ini. Ini harus mendorong dan mengembangkan strategi yang jelas bagaimana tetap kuat dan memanfaatkan kekuatan dolar,” papar Duffie.