Bagikan:

JAKARTA - Fitur baru Instagram untuk halau rasisme dan kebencian resmi meluncur. CEO Instagram Adam Mosseri melalui IGTV-nya sebelumnya sudah lebih dulu mengumumkan rencana peluncuran fitur baru ini. 

Fitur Limits atau Batas membantu melindungi pengguna ketika mengalami atau mengantisipasi lonjakan komentar dan Direct Message (DM) yang tidak diinginkan. Mosseri mengakui, dia dan timnya mengembangkan fitur ini karena mendengar kreator dan figur publik terkadang mengalami lonjakan komentar dan permintaan DM secara tiba-tiba dari akun yang tidak dikenal.

"Misalnya, ketika seorang atlet menjadi viral setelah memenangkan medali Olimpiade, terkadang hal tersebut juga diikuti dengan lonjakan komentar dan pesan yang tidak diinginkan. Fitur ini diciptakan sebagai bentuk dukungan kami terhadap atlet tersebut guna melindungi pengalamannya di Instagram," ungkap Mosseri dalam blog resmi Instagram, Kamis 12 Agustus.

"Jika saat ini Anda tengah mengalami hal serupa atau merasa bahwa hal tersebut akan terjadi dalam waktu dekat, Anda dapat mengaktifkan fitur Limits dan menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak diinginkan," imbuhnya.

Dengan fitur ini, Instagram akan membatasi kolom komentar dan DM pengguna dari komentar pedas, rasis, seksis, homofobik. Untuk itu, pengguna khususnya publik figur bisa terus berinteraksi dengan penggemar tanpa harus mematikan kolom komentar atau DM.

Tidak hanya itu, Instagram turut menghadirkan fitur yang dapat menyembunyikan ujaran kebencian di DM. Mosseri menyebutnya sebagai fitur Hidden Words, pengguna dapat secara otomatis menyaring kata, frasa, dan emoji yang menyinggung ke dalam folder Hidden Bar. Kata-kata yang disaring termasuk pesan dari balasan Stories.

“Kami menyadari bahwa masih banyak hal yang harus kami lakukan, termasuk meningkatkan sistem kami untuk menemukan dan menghapus konten kebencian secara lebih cepat, serta menindaklanjuti akun-akun yang mem-posting konten tersebut. Kami terus berkomitmen untuk melakukan segala cara dalam memerangi konten-konten berisi konten ujaran kebencian di layanan kami," jelas Mosseri.