JAKARTA - Teleskop Luar Angkasa Kepler milik NASA, ini dikabarkan telah menemukan populasi misterius planet yang 'mengambang bebas' dan tidak terikat pada bintang induk mana pun.
Berdasarkan teknik yang disebut pelensaan mikro gravitasi, para peneliti mengungkapkan total ada empat “planet nakal” baru, yang kemungkinan memiliki massa yang mirip dengan Bumi.
Pelensaan mikro gravitasi bergantung pada peristiwa kebetulan di mana dari sudut pandang tertentu, satu bintang lewat di depan bintang lain.
Menurut para ahli, planet-planet itu mungkin awalnya terbentuk di sekitar bintang induknya sebelum dikeluarkan oleh tarikan gravitasi planet lain yang lebih berat dalam sistem.
Bintang tuan rumah kemungkinan masih menyala terang di luar angkasa, tetapi hanya dengan lebih sedikit planet di orbitnya.
"Kami tidak tahu persis seberapa jauh mereka," kata penulis studi Profesor Iain McDonald di University of Manchester kepada MailOnline.
“Mereka tidak berada di antara bintang-bintang terdekat, tetapi lebih dekat dari pusat Galaksi kita. Jadi mungkin paling akurat untuk mengatakan bahwa mereka berjarak beberapa ribu tahun cahaya,” tambahnya.
BACA JUGA:
Profesor McDonald mengatakan mereka tidak yakin persis seperti apa planet-planet ini, tetapi 'mungkin berbatu' dengan lautan beku.
"Jika sebuah planet seperti Bumi terlempar ke luar angkasa, jauh dari panas bintang, kita akan mengharapkan lautan membeku dan atmosfer yang mengembun di permukaan," katanya.
'Kehidupan masih bisa berlanjut, tetapi hanya di tempat-tempat seperti ventilasi hidrotermal, di mana ada sumber energi lain,” ujarnya.
Teleskop Kepler sekarang sudah pensiun, pernah menghabiskan hampir satu dekade di luar angkasa untuk mencari planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang lain, tetapi para ilmuwan masih menganalisis datanya.
Kepler diluncurkan pada 2009 dan dinonaktifkan oleh NASA pada 2018 ketika kehabisan bahan bakar yang dibutuhkan untuk operasi sains lebih lanjut.
Kepler diluncurkan secara khusus oleh NASA dengan tujuan mengidentifikasi planet di luar Tata Surya kita sendiri, yang dikenal sebagai exoplanet.
Untuk proyek ini, para peneliti menggunakan data yang diperoleh pada tahun 2016 selama fase misi K2 Teleskop Luar Angkasa Kepler NASA – perpanjangan dari misi aslinya.
Selama kampanye K2 dua bulannya, Kepler memantau jutaan bintang yang ramai di dekat pusat Galaksi kita setiap 30 menit untuk menemukan peristiwa pelensaan mikro gravitasi yang langka.