Astronom Temukan Miliaran Planet Mirip Bumi, Adakah yang Layak Huni?
Ilustrasi galaksi luar angkasa (Photo by Guillermo Ferla on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Luasnya antariksa memacu adrenalin para astronom dan ilmuwan untuk mengeksplorasi luar angkasa. Tak sedikit pula para astronom ini berhasil menemukan eksoplanet atau planet di luar Tata Surya yang menyerupai Bumi dan Matahari.

Jika dihitung, pada setiap lima bintang seperti-Matahari (tipe G) di galaksi Bima Sakti, diperkirakan ada satu planet yang mirip Bumi. Bahkan bisa jadi ada 6 miliar planet yang mirip dengan bumi.

"Perhitungan saya menempatkan batas atas 0,18 planet mirip Bumi per bintang tipe G. Itu berarti kurang dari enam miliar bintang mungkin memiliki planet mirip Bumi di Galaksi kita," kata astronom Universitas British Columbia (UBC) Jaymie Matthews, seperti dikutip dari Science Alert, Minggu, 21 Juni.

Menurut perkiraannya, galaksi bima sakti memiliki bintang sebanyak 400 miliar dan 7 persen di antaranya merupakan tipe G, dengan eksoplanet seperti Matahari. Seluruh bintang dengan tipe G, diyakini merupakan zona layak huni di mana sebuah planet berbatu dapat menampung air cair, dan berpotensi hidup, di permukaannya.

Hal ini tentu memperbarui hasil perkiraan sebelumnya tentang frekuensi planet mirip Bumi yang hanya berkisar antara 0,02 planet, dengan pertimbangan memiliki bintang seperti matahari atau lebih. Umumnya, planet-planet seperti ini sulit didetekssi karena ukurannya yang kecil dan memiliki orbit yang sangat jauh.

Bahkan jika dilihat dalam katalog planet, hanya sebagian kecil dari eksoplanet bertipe G yang mengorbit di sekitar bintang-bintang seperti matahari. Beberapa di antaranya, merupakan planet gas raksasa dengan spektrum yang jauh lebih kecil dari Bumi. 

Peneliti UBC lainnya, Michelle Kunimoto menyoroti kemungkinan bahwa ada lebih banyak planet yang mirip Bumi di luar sana. Kunimoto menggunakan teknik yang dikenal sebagai 'pemodelan ke depan' atau forward modeling untuk memperkirakan proporsi planet mirip Bumi yang mungkin terlewat dalam misi pencarian Teleskop Kepler.

"Saya menandai setiap planet sebagai 'terdeteksi' atau 'terlewatkan' tergantung pada seberapa mungkin algoritma pencarian planet saya akan temukan. Kemudian, saya membandingkan planet yang terdeteksi dengan katalog planet yang sebenarnya," jelasnya 

"Jika simulasi menghasilkan kecocokan yang dekat, maka populasi awal kemungkinan merupakan representasi yang baik dari populasi sebenarnya planet yang mengorbit bintang-bintang itu," lanjut Kunimoto.

Adapun cara agar sebuah planet dikatakan mirip Bumi jika memiliki permukaan berbatu dan mengorbit pada sebuah bintang seperti Matahari. Bintang dengan tipe G sendiri memiliki ukuran 0,84 atau 1,15 massa Matahari dengan suhu permukaan antara 5.000 dan 6.000 kelvin.

Ilustrasi kembaran planet Bumi (dok. NASA)

Penelitian Kunimoto juga menjelaskan lebih lanjut tentang salah satu pertanyaan paling menonjol dalam sains planet ekstrasurya saat ini: 'celah jari-jari' planet. Celah jari-jari menunjukkan bahwa tidak lazim bagi planet dengan periode orbit kurang dari 100 hari untuk memiliki ukuran antara 1,5 dan dua kali ukuran Bumi.

Di mana berdasarkan penelitian sebelumnya, misi teleskop Kepler milik NASA berhasil mengarsipkan 200.000 bintang dalam satu dekade misinya. Teleskop Kepler sendiri merupakan misi NASA untuk menemukan dan mengkarakterisasi planet-planet seukuran Bumi dalam orbit di sekitar bintang-bintang yang mirip Matahari.

"Planet ini berjarak sekitar seribu tahun cahaya, jadi kita tidak akan sampai di sana dalam waktu dekat. Tapi ini adalah penemuan yang sangat menarik, karena hanya ada 15 planet kecil yang dikonfirmasi di Habitable Zone yang ditemukan dalam data Kepler sejauh ini," terang Kunimoto.