JAKARTA - Para ilmuwan dari Max Planck Institute for Solar System Research di Göttingen, Jerman, menemukan planet yang mirip sekali dengan Bumi. Bahkan planet yang ditemukkan dari ribuan benda antariksa ini diklaim layak untuk dihuni.
Dikutip dari Mirror.uk, Selasa 9 Juni, dijuluki KOI-456.04, planet ini memiliki ukuran kurang dari dua kali lebih besar dari Bumi. Ada pula bintang yang mengorbit dan mirip seperti matahari.
BACA JUGA:
Menurut para ilmuwan bintang Kepler-160, dan planet, KOI-456.04, lebih mirip dengan sistem Matahari-Bumi daripada pasangan bintang-planet exoplanet yang sebelumnya dikenal, meskipun lebih dari 3.000 cahaya tahun jauhnya.
Sedangkan, inang bintangnya yang disebut Kepler-160 sebenarnya memancarkan cahaya tampak seperti radiasi inframerah, lebih kecil dan lebih redup daripada Matahari, karenanya planet ini termasuk ke dalam kelas bintang katai merah dengan suhu permukaan sekitar 5.200 °C, sekitar 300° lebih rendah dari Matahari di Bumi.
Dengan bantuan teleskop ruang angkasa seperti CoRoT, Kepler, dan TESS, para ilmuwan menemukan sekitar 4000 planet ekstrasurya (planet di sekitar bintang yang jauh) dalam 14 tahun terakhir. Sebagian besar planet ini adalah ukuran planet raksasa gas Neptunus, sekitar empat kali ukuran Bumi, dan dalam orbit yang relatif dekat di sekitar bintang inangnya masing-masing.
Para peneliti percaya bahwa kehidupan di planet ini berpotensi memiliki waktu dua kali lebih banyak daripada kehidupan di Bumi untuk terbentuk dan berkembang. Beberapa planet sebelumnya telah ditemukan mengorbit bintang, termasuk dua planet yang berpotensi dihuni yang disebut Kepler-160b dan Kepler-160c.
“KOI-456.01 relatif besar dibandingkan dengan banyak planet lain yang dianggap berpotensi layak huni. Tapi kombinasi dari ukuran planet Bumi yang kurang dari dua kali lipat ini dan bintang inangnya tipe Matahari yang membuatnya begitu istimewa dan akrab," ungkap ilmuwan MPS dan penulis utama studi Dr. René Heller.
Sementara penelitian ini membangkitkan harapan dalam pencarian kehidupan di luar planet kita, para peneliti mengatakan bahwa saat ini kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa temuan itu adalah kesalahan pengukuran daripada planet asli.
Sejauh ini para peneliti yakin 85 persen bahwa KOI-456.01 adalah sebuah planet, tetapi untuk mendapatkan status planet formal membutuhkan 99 persen penelitian lebih lanjut.
"Kondisi permukaan pada KOI-456.04 bisa serupa dengan yang diketahui di Bumi, asalkan atmosfernya tidak terlalu masif dan tidak seperti Bumi. Jumlah cahaya yang diterima dari bintang inangnya adalah sekitar 93 persen dari sinar matahari yang diterima di Bumi. Jika KOI-456.04 sebagian besar memiliki atmosfer lembam dengan efek rumah kaca yang mirip Bumi, maka suhu permukaannya rata-rata +5 derajat Celcius, yang sekitar sepuluh derajat lebih rendah dari suhu global rata-rata Bumi," imbuh dr. Heller.
Sementara beberapa teleskop yang paling kuat di Bumi mungkin dapat memvalidasi kandidat planet ini dengan pengamatan terhadap salah satu transitnya yang akan datang. Namun, ada peluang bagus bahwa misi luar angkasa PLATO dari ESA akan mampu melakukan konfirmasi terhadap planet ini. PLATO dijadwalkan untuk diluncurkan pada 2026 dan salah satu tujuan sains utamanya adalah penemuan planet seukuran Bumi di sekitar bintang seperti Matahari.