JAKARTA – Sisa usia Matahari diperkirakan hanya 5 miliar tahun lagi. Ketika itu terjadi planet Bumi diprediksi bakal hancur dan yang tersisa hanya planet Jupiter saja. Prediksi para astronom tersebut dikeluarkan setelah mereka menemukan sistem tata surya lain yang berlokasi di dekat pusat Bimasakti dengan menggunakan WM Keck Observatory di Hawaii.
Para astronom menemukan katai putih yang mati namun masih tersisa sebuah planet yang menyerupai Jupiter dengan orbit yang juga mirip Jupiter. Dari temuan tersebut membuktikan bahwa planet yang mengorbit dalam jarak yang cukup jauh bisa terus bertahan setelah kematian bintangnya.
“Bukti ini menegaskan bahwa planet yang mengorbit pada jarak yang cukup jauh dapat terus ada setelah kematian bintang mereka,” kata penulis riset tersebut, Joshua Blackman, seorang peneliti dari Universitas Tasmania Australia.
“Mengingat bahwa sistem ini adalh analog dengan tata surya kita sendiri, ini menunjukan bahwa Jupiter dan Saturnus mungkin bertahan dari fase raksasa merah Matahari ketika kehabisan bahan bakar nuklir dan menghancurkan diri sendiri,” tambah Blackman.
Para astronom tidak hanya meneliti dampak kematian Matahari, mereka juga terus menerus mengeksplorasi antariksa guna mencari planet lain yang layak huni. Pada tahun lalu, para astronom menemukan planet layak huni, kondisinya mirip Bumi. Temuan tersebut ditulis dalam makalah yang diterbitkan pada 5 Oktober 2020.
Earth Sky menjelaskan bahwa makalah tersebut merupakan hasil penelitian dari tim riset dari Washington State University. Mereka menemukan sebanyak 24 planet dari total 4.000 exoplanet yang berpotensi layak huni dan diklaim cocok untuk kehidupan.
BACA JUGA:
Para peneliti menjelaskan bahwa planet-planet yang berpotensi layak huni harus diamati lebih lanjut lagi.
“Planet yang berpotensi sangat layak huni (superhabitable) mungkin cocok untuk mendapat prioritas untuk observasi lanjutan dibandingkan planet mirip Bumi lain,” ungkap tim riset tersebut.
Penelitian tersebut dimulai dengan mengobservasi sistem planet-bintang yang berisi planeti tipe terestrial berbatu dan mengorbit di zona layak huni. Area tersebut berada di suhu yang kemungkinan bisa menampung keberadaan air. Mereka memaparkan bahwa planet layak huni berada di sekitar Mataharinya. Planet yang mengorbit di sekitar bintang tipe-G seperti Mathari akan menjadi tempat terbaik.
Meski demikian, bintang seperti itu hanya berumur sekitar 8-10 miliar tahun dan memerlukan waktu empat miliar untuk berevolusi. Sementara bintang katai tipe-K, suhunya lebih dingin dan tidak begitu dekat dengan Matahari namun mempunyai umur yang lebih panjang hingga 70 miliar tahun.
Tim peneliti juga mengungkapkan apabila suhu planet tersebut 5 derajat celsius lebih hangat dari suhu Bumi dan memiliki lebih banyak air, planet tersebut kemungkinan memiliki aneka ragam hayati hutan hujan. Akantetapi, para astronom harus melakukan penelitian lebih mendalam lagi terkait kemungkinan adanya planet layak huni.