Bagikan:

JAKARTA - China memang tak pernah ingin ketinggalan dengan Negara Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Secara khusus di berbagai bidang teknologi, tak ketinggalan untuk mengeksplorasi ruang angkasa. 

Mengutip Phys, Jumat 12 Juni, badan antariksa Tiongkok dikabarkan sedang membangun stasiun ruang angkasa baru. Dan diklaim akan lebih maju dibanding milik NASA yakni Internasional Space Station (ISS).

Nantinya, ruang angkasa seberat 66 ton itu dapat menampung tiga awak astronaut yang memiliki masa tinggal hingga enam bulan sekaligus. Ketika proyek ini rampung, tidak lama kemudian akan ada peluncuran 11 misi ambisius yang rencananya akan diberangkatkan dalam dua tahun lagi.

Stasiun ruang angkasa baru ini dijadwalkan akan dibuka untuk bisnis luar angkasa pada 2023, yang akan memiliki tiga modul yakni pertama ruang utama untuk para astronaut, dan dua modul yang dirancang untuk menampung eksperimen dari kolaborasi di seluruh dunia.

Para astronaut juga akan menyelidiki segala sesuatu mulai dari teknologi ruang angkasa hingga eksperimen biologi. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, modul pertama akan meluncur pada kuartal pertama 2022 di bawa oleh roket Long March 5B. Sisanya, akan ditempatkan modul eksperimental, serta persediaan dan beberapa astronaut untuk menjalankannya.

Diketahui, roket tersebut belum lama ini telah gagal melakukan debutnya ketika roket panggung utamanya jatuh dan serpihannya bertebaran di seluruh Atlantik Timur tak lama setelah peluncuran berlangsung.

Untuk mendukung proyek ini semakin berkembang, tentunya dibutuhkan para astronaut yang handal di dalam bidangnya. Badan antariksa China itu telah mengumumkan rencana untuk memilih astronaut terbaru mereka Juli ini.

Menurut laporan baru-baru inu, seleksi pertama kalinya akan mencakup warga sipil dengan latar belakang sains dan teknik, bukan hanya personil militer dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat.

Selain stasiun ruang angkasa, China juga berencana untuk meluncurkan teleskop baru yang dijuluki Xuntian. Benda ini akan memiliki ukuran seperti cermin yang sama dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble, tetapi dapat melihat gambar dengan bidang pandang yang jauh lebih luas di langit.

Teleskop baru tersebut nantinya akan berbagi orbit yang sama dengan stasiun ruang angkasa di ketinggian 340-450 kilometer dengan kemiringan orbit 43 derajat, memungkinkan teleskop untuk merapat dengan stasiun untuk perbaikan dan peningkatan.