Bagikan:

JAKARTA – Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) merupakan rumah bagi penelitian luar angkasa selama beberapa dekade. Pada Januari 2031, stasiun seukuran lapangan sepak bola itu akan pensiun.

Setelah ISS pensiun, stasiun pengganti yang sedang dikembangkan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) harus siap untuk digunakan. Jika ada keterlambatan, anggota parlemen yakin AS akan tertinggal dari China.

Dilansir dari Space, Sidang Subkomite Luar Angkasa dan Penerbangan yang digelar oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS berulang kali menyinggung program stasiun luar angkasa Tiangong. Stasiun ini dianggap sebagai pesaing dari penerus ISS.

Beberapa anggota parlemen meyakini bahwa Tiangong bisa memberikan ancaman bagi AS. Jika NASA terlambat menyediakan rumah baru bagi para peneliti di luar angkasa, penelitian di stasiun buatan China mungkin melampaui upaya AS di orbit.

Selain penelitiannya yang mungkin tertinggal, AS mungkin akan kehilangan uang. Paten penelitian antariksa memberikan pendapatan yang cukup menguntungkan dan bisa mengimbangi besarnya biaya peluncuran benda ke luar angkasa.

Oleh karena itu, perkembangan stasiun luar angkasa komersial yang baru akan berdampak besar bagi AS. Pendapatan mereka dari penelitian yang dipatenkan akan berkurang dan investor akan ragu karena ketidakpastian pembangunan stasiun.

Ukuran stasiun Tiangong lebih kecil dan tidak sematang ISS. Namun, pada tahun 2022, stasiun luar angkasa tersebut memiliki lebih dari 20 laboratorium mini dan dilengkapi dengan sentrifugal dan ruang dingin mencapai minus 80 derajat.

Stasiun Tiangong juga memiliki jam atom optik, beberapa laser, tungku bersuhu tinggi, dan masih banyak lagi. Seluruh perlengkapan tersebut sudah cukup mendukung jalannya penelitian di stasiun yang dikembangkan oleh China itu.

AS patut khawatir karena paten penelitian dari China juga mulai mendominasi. Berdasarkan survei National Academies Press (NAP), paten internasional di AS menurun lima persen sekitar tahun 2010 hingga 2020, sementara China meningkat hingga tiga kali lipat.

Bahkan, ketika penelitian antariksa dari China meningkat dengan pesat, penelitian AS mengalami beberapa masalah yang tidak diinginkan. Salah satu masalah yang mereka hadapi adalah kekurangan dana sehingga penelitian antariksa dari AS terhambat.