China Kembali Luncurkan Tiga Astronot 29 November untuk Kebut Rampungkan Tiangong
Stasiun luar angkasa milik China, Tiangong (foto: dok. China Manned Space Engineering Office)

Bagikan:

JAKARTA - China akan kembali membawa tiga astronot untuk menyelesaikan pembangunan stasiun ruang angkasa mereka, Tiangong. Rencananya, penerbangan itu dijadwalkan hari ini waktu setempat.

Tiga astronot itu termasuk seorang veteran misi empat hari luar angkasa Shenzhou-6 pada 2005 lalu Fei Junlong, dia sekaligus pemimpin misi dan diawaki oleh Deng Qingming dan Zhang Lu, dua astronot baru.

Misi yang dijuluki Shenzhou-15 ini akan dilakukan selama enam bulan dan menjadi yang terakhir dalam fase konstruksi Tiangong.

Mereka akan lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di tepi Gurun Gobi pada Selasa malam 29 November  waktu setempat. Ketiganya akan menunggangi roket Long March-2F.

Sebelumnya, modul ketiga dan terakhir sudah berlabuh awal bulan ini di Tiangong, salah satu langkah terakhir dalam upaya China selama lebih dari satu dekade untuk mempertahankan kehadiran awak yang konstan di orbit.

Para astronot akan berkumpul dengan kru sebelumnya, yang tiba pada awal Juni lalu. Setelah pesawat ruang angkasa Shenzhou-15 melakukan docking otomatis dengan port depan modul inti Tianhe, stasiun akan diperluas ke ukuran maksimumnya, dengan tiga modul dan tiga pesawat ruang angkasa dengan total massa hampir 100 ton.

Tiangong sendiri memiliki ruang untuk menampung enam astronot sekaligus. Misi sebelumnya ke stasiun ruang angkasa itu telah memakan waktu sekitar 13 jam dari lepas landas hingga berlabuh.

Dengan rampungnya Tiangong, menandakan China selangkah lebih maju dari Amerika Serikat (AS). Rencananya tahun depan, China akan meluncurkan teleskop ruang angkasa Xuntian, yang mengorbit secara berurutan dengan stasiun tersebut dan dapat berlabuh dengannya untuk pemeliharaan.

Tiangong berbobot sekitar 66 ton, sebagian kecil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang meluncurkan modul pertamanya pada 1998 dan berbobot sekitar 465 ton.

Dengan jangka waktu 10 hingga 15 tahun, Tiangong suatu hari nanti dapat menjadi satu-satunya stasiun luar angkasa yang masih beroperasi jika ISS mematuhi rencana operasi 30 tahunnya.

Program luar angkasa berawak China secara resmi berusia tiga dekade tahun ini, tetapi benar-benar dimulai pada 2003, ketika China menjadi negara ketiga setelah AS dan Rusia yang menempatkan manusia ke luar angkasa menggunakan sumber dayanya sendiri.

Melansir ABC News, Selasa, 29 November, program ini dijalankan seluruhnya tanpa dukungan dari luar. AS mengecualikan China dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) karena ikatan militer programnya.