JAKARTA - China kini berusaha mencari planet dengan kondisi mirip Bumi, untuk menemukan planet rumah alternatif bagi manusia yang dapat menunjukkan kondisi yang kondusif bagi kehidupan dalam misi yang dijuluki Earth 2.0.
Misi tersebut bertujuan untuk mencari exoplanet yang terletak di luar Tata Surya. Kemungkinan, akan ada sebuah planet yang berada di zona layak huni bintangnya di galaksi Bima Sakti yang bisa cocok untuk tujuan ini
Misi Earth 2.0 merupakan sebuah upaya dari Akademi Ilmu Pengetahuan China untuk mencari planet yang bisa dihuni umat manusia dengan menggunakan satelit.
Saat ini, satelit tersebut berada pada tahap akhir dari fase desain awal dan, jika berhasil ditinjau pada Juni nanti, maka ia dapat dibangun dan diluncurkan dengan roket Long March pada akhir 2026.
Berbekal tujuh teleskop dalam satelit Earth 2.0, alat ini akan melihat ke kedalaman ruang angkasa selama empat tahun. Enam dari teleskop nantinya bakal melihat konstelasi Cygnus-Lyra, yang telah diperiksa oleh teleskop Kepler milik NASA.
“Lapangan Kepler adalah buah yang menggantung rendah, karena kami memiliki data yang sangat bagus dari sana. Satelit kami bisa 10-15 kali lebih kuat daripada teleskop Kepler NASA dalam kapasitas survei langitnya,” ungkap astronom yang memimpin misi Earth 2.0, Jian Ge kepada Nature yang dikutip dari The Independent, Kamis, 14 April.
Teleskop yang disematkan, akan mencari dunia yang jauh dengan mendeteksi perubahan kecerahan bintang yang akan menunjukkan sebuah planet telah melakukan perjalanan di depannya.
BACA JUGA:
Beberapa teleskop memberi misi ini bidang pandang yang jauh lebih luas daripada teleskop tunggal di Kepler, di mana Earth 2.0 mampu melihat 1,2 juta bintang di sepetak langit seluas 500 derajat persegi pada satu waktu, pemandangan lima kali lebih lebar dari Kepler dan juga dapat melihat bintang yang redup.
Introment ketujuh adalah teleskop lensa mikro gravitasi, berfungsi untuk melihat planet-planet yang tidak mengorbit bintang mana pun, dan benda-benda mirip Neptunus yang sangat jauh dari matahari induknya. Jika berhasil, itu akan menjadi teleskop pertama dari jenisnya yang beroperasi dari luar angkasa.
Seperti diketahui, belum lama ini NASA mengumumkan jumlah exoplanet yang ditemukan telah melebihi 5.000. Teleskop ruang angkasa Kepler yang sekarang sudah pensiun menemukan lebih dari 2.600 exoplanet antara peluncurannya pada 2009 dan pensiun pada 2018.
Serta Transiting Exoplanet Survey Satellite, atau Tess, telah menemukan lebih dari 2.000 exoplanet sejak diluncurkan pada 2018.
Kemudian teleskop masa depan, seperti Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman yang akan diluncurkan pada 2027 dan Atmospheric Remote-sensing Infrared Exoplanet Large-survey (Ariel) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) yang akan diluncurkan pada 2029 kemungkinan akan menemukan lebih banyak planet, dan mungkin kehidupan asing.