Bagikan:

JAKARTA - China berencana meluncurkan misi baru untuk mencari dunia asing yang berpotensi layak huni, dengan meluncurkan pesawat ruang angkasa.

Misi yang disebut Closeby Habitable Exoplanet Survey (CHES), akan melakukan pengukuran ultra-presisi dari pergerakan bintang dan membandingkan apakah mereka berada di bawah pengaruh tarikan gravitasi.

Jika iya, kemungkinan besar bintang itu memiliki planet ekstrasurya yang mengorbit di sekitar mereka. Misi ini juga dapat memberikan perkiraan massa planet ekstrasurya dan jarak antara mereka dan bintang induknya.

Tentunya dapat memberikan lebih banyak informasi tentang apakah planet-planet ini dapat menampung kehidupan. Tak hanya China, negara lain pun juga memiliki misi serupa.

Seperti, teleskop ruang angkasa Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA) menggunakan metode yang sama untuk membuat peta 3D dari satu miliar bintang di Bima Sakti.

CHES akan jauh lebih fokus daripada Gaia, yang menargetkan 100 bintang mirip dengan Matahari dalam radius 10 parsec atau 33 tahun cahaya dari Bumi.

"CHES akan menjadi tambahan yang luar biasa untuk eksplorasi planet ekstrasurya," ungkap Elizabeth Tasker, seorang profesor di Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang kepada Space yang dikutip dari The Independent, Selasa, 7 Juni.

"Sementara jumlah target potensial kecil, pengukuran massa planet untuk dunia yang mengorbit bintang tipe K-, G- dan F tetangga kita akan menjadi tambahan yang berharga untuk data kita saat ini dan langkah menuju mengidentifikasi dunia yang layak huni," imbuhnya.

Meski begitu, CHES tidak akan dapat menyelidiki permukaan planet, tetapi massanya dapat memberikan bagaimana atmosfernya.

"Planet bermassa lebih tinggi akan memiliki atmosfer yang lebih tebal daripada Bumi, menjebak hidrogen dan helium dan membuatnya lebih cenderung menjadi lebih panas. Rentang cahaya yang bergerak melalui atmosfer planet ekstrasurya bisa menjadi indikator utama tentang komposisinya," ujar Tasker.

CHES bukan satu-satunya misi yang diluncurkan China untuk mengeksplorasi adanya kehidupan alien. China juga sedang mempersiapkan misi Earth 2.0 untuk mencari planet yang bisa dihuni manusia, dengan peluncuran pesawat pada akhir 2026.

Satelit Earth 2.0 akan memiliki tujuh teleskop yang akan melihat ke kedalaman ruang selama empat tahun. Enam dari teleskop akan melihat konstelasi Cygnus–Lyra, yang telah diperiksa oleh teleskop Kepler memberikan para astronom dasar yang baik untuk menyelidiki potensi dunia asing.

Teleskop di pesawat akan mencari dunia yang jauh dengan mendeteksi perubahan kecerahan bintang, untuk menunjukkan sebuah planet telah melakukan perjalanan di depannya.