Perang Dingin Teknologi Dimulai, AS Larang Penjualan FAB ke China
Usaha ingin China mengakuisisi perusahaan chip dan teknologinya, mendapatkan penolakan dari AS. (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah China berusaha untuk mengakuisisi kepemilikan fasilitas desain dan manufaktur chip komputer terbesar di Inggris  yang dikenal sebagai "fab", dengan harga "murah" 87 juta dolar AS (sekitar Rp1,258 triliun) minggu ini. 

Dalam kesepakatan itu, Beijing disebut mencari kendali atas fab, dan sebanyak mungkin teknologinya, secara bertahap. Namun dalam menjual fab, Inggris disebut Amerika Serikat tidak memenuhi tanggung jawabnya sebagai sekutu demokratis. Ini menandai dimulai kembalinya perang dingin teknologi antara AS dan China. 

“Transaksi ini menyoroti perlunya Inggris untuk lebih erat mengoordinasikan tinjauan investasi dengan AS untuk menyelaraskan kepentingan keamanan kami,” tulis Michael Wessel, Komisaris Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan AS-China, dalam email. “Inggris perlu menjadi mitra yang kuat dalam menangani upaya China untuk mendominasi rantai pasokan penting.”

Sekutu Inggris, seperti Amerika Serikat, Italia, dan Korea Selatan, yang semuanya telah menghentikan penjualan teknologi ke China, tidak bisa sendirian mengalahkan upaya China untuk mendapatkan teknologi chip komputer yang canggih. AS menyebut hanya bersatu dengan Inggris mereka bisa melawan akuisisi teknologi China dan dapat mengalahkan praktik predator rezim itu.

Nexperia, sebuah perusahaan komputer asal Belanda yang dimiliki China,, berusaha untuk membeli perusahaan chip Inggris, yang disebut Newport Wafer Fab (NWF). Harga yang ditawarkan dianggap rendah. Pasalnya saat Texas Instruments mengumumkan pembelian pabrik Micron yang kosong di Utah harus membayar 900 juta dolar (Rp13 triliun) pekan ini. 

Lewat pembelian itu, maka perusahaan teknologi komputer Inggris itu akan memberi China akses ke semua sarana. Tidak hanya ke manufaktur, tetapi juga sebuah platform di Inggris, sehingga mereka memperoleh kemampuan dan teknologi terbaik Inggris untuk desain chip mutakhir.

Teknologi chip komputer, yang dipegang erat sebagai aset nasional strategis di sebagian besar negara, akan menentukan daya saing militer dan ekonomi China di masa depan. Ini merupakan salah satu area di mana negara totaliter itu masih tertinggal. 

Begitu China tidak lagi bergantung pada Amerika Serikat dan sekutunya untuk memproduksi chip komputer, maka China dapat menekan negara lain dengan cara lain, tanpa rasa takut akan pembalasan. 

China telah mencoba dan gagal untuk menekan perusahaan teknologi di Jepang pada tahun 2010, namun gagal. Ketika China meningkatkan cengkeramannya pada sumber daya industri tambahan, termasuk teknologi dan manufaktur chip, kemampuannya untuk menggantikan Inggris dan sekutunya di pasar chip global, akan meningkat. 

AS juga menyebut, penjualan NWF oleh Inggris ke China memungkinkan kemampuan negara totaliter di masa depan untuk memaksakan kebijakan  ekonomi yang kejam kepada dunia. Oleh karena itu, penjualan NWF harus dibatalkan oleh pemerintah Inggris karena alasan keamanan nasional. Pihak Cina belum memberikan jawaban atas tuduhan yang dilakukan oleh AS tersebut.

Nexperia, perusahaan yang berbasis di Belanda yang ingin membeli fab Inggris, 100 persen dimiliki oleh Wingtech Technology, sebuah perusahaan Cina. Pada bulan Maret, Nexperia memperoleh kursi dewan NWF. 

NWF, yang merupakan fasilitas manufaktur dan pengembangan silikon dan semikonduktor 200mm terbaik di Inggris, sangat berharga mengingat kekurangan chip global dan perlombaan oleh Amerika Serikat, Taiwan, Korea Selatan, dan China dalam produksi dan miniaturisasi chip melalui teknologi yang dilindungi.