JAKARTA - Penemuan planet dan dunia asing yang dilakukan NASA telah mencapai 5000 temuan. Fakta ini menciptakan tonggak sejarah kosmik baru yang ditambahkan ke Arsip Exoplanet NASA.
Pencapaian ini terjadi di tengah penemuan baru-baru ini dan akan lebih banyak wawasan yang akan datang. Terutama saat Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA senilai 10 miliar dolar AS atau setara Rp143 triliun bersiap untuk operasi pengamatan planet di luar angkasa.
"Lebih dari 5.000 planet yang ditemukan sejauh ini termasuk dunia kecil berbatu seperti Bumi, raksasa gas yang berkali-kali lebih besar dari Jupiter, dan 'Jupiter panas' dalam orbit yang sangat dekat di sekitar bintang mereka," ungkap NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL).
"Ada Bumi-super, yang mungkin merupakan dunia berbatu yang lebih besar dari milik kita, dan 'mini-Neptunus, versi yang lebih kecil dari sistem Neptunus kita. Tambahannya ke campuran planet yang mengorbit dua bintang sekaligus dan planet dengan keras kepala mengorbit sisa-sisa runtuhan bintang mati," imbuhnya.
Arsip Exoplanet NASA bertempat di California Institute for Technology (Caltech). Agar dapat ditambahkan ke katalog, planet-planet tersebut harus dikonfirmasi secara independen dengan dua metode berbeda. Misalnya dengan metode deteksi atau teknik analitik, karya tersebut juga harus diterbitkan dalam jurnal peer-review.
Melansir Space, Selasa, 22 Maret, pemimpin sains dari NASA Exoplanet Archive, Jessie Christiansen menyatakan bahwa dunia yang ditemukan hingga saat ini sebagian besar berada di sekitar kita, Tata Surya.
"Dari 5.000 exoplanet yang diketahui, 4.900 terletak dalam jarak beberapa ribu tahun cahaya dari kita. Pikirkan tentang fakta bahwa kita berada 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Jika Anda memperkirakan dari gelembung kecil di sekitar kita, itu berarti ada lebih banyak planet di galaksi kita yang belum kita temukan, sebanyak 100 hingga 200 miliar. Sungguh menakjubkan," ujar Christiansen.
BACA JUGA:
Penemuan planet pertama yang dikonfirmasi datang pada 1992, ketika astronom Alex Wolszczan dan Dale Frail, menerbitkan sebuah makalah di jurnal Nature. Mereka melihat dua dunia yang mengorbit sebuah pulsar, bintang padat mati yang berputar cepat, dengan mengukur perubahan halus dalam waktu pulsar saat cahaya mencapai Bumi.
Namun, dunia itu tidak ramah bagi kehidupan seperti Bumi. Itu adalah raksasa gas panas yang membakar bintang induknya hanya dalam empat hari Bumi.
Para astronom menemukan dunia ini dengan melihat goyangan atau gerakan bolak-balik yang diinduksi gravitasi, bintang saat planet menariknya. Dunia yang lebih besar lebih mudah dikenali, karena menyebabkan goyangan yang lebih besar.
Untuk menemukan lebih banyak planet seukuran Bumi, para astronom saat itu perlu mencoba sesuatu yang disebut metode transit. Metode ini akan menilai cahaya bintang dan mencari fluktuasi kecil saat sebuah planet melintas di permukaan.
Astronom William Borucki membantu mewujudkan visi itu sebagai penyelidik utama teleskop luar angkasa Kepler NASA, yang diluncurkan pada 2009 dan melampaui misi utamanya beberapa tahun hingga akhirnya kehabisan bahan bakar pada 2018.
Kepler telah mengumpulkan lebih dari 2.700 penemuan planet hingga saat ini, banyak dari mereka adalah dunia seukuran Bumi atau lebih kecil, dan masih memiliki basis data yang menghasilkan penemuan baru hingga hari ini. Banyak instrumen lain telah bergabung dalam perburuan planet sejak Kepler diluncurkan.