JAKARTA - Pasar kripto terkoreksi cukup dalam pasca rilis beberapa data ekonomi Amerika Serikat baru-baru ini. Bitcoin yang sempat mengalami kenaikan di atas 100.000 dolar AS (Rp1,61 miliar), kini kembali turun ke level 95.000 dolar AS (Rp1,53 miliar).
Penurunan tersebut turut diiringi dengan penurunan mayoritas aset kripto di pasar termasuk aset kripto besar lainnya seperti DOGE, AVAX, LINK, DOT, dan UNI yang masing-masing mengalami penurunan lebih dari 10 persen dalam 24 jam terakhir.
Menurut analis kripto dari Reku, Fahmi Almuttaqin, terkoreksinya pasar kripto dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap potensi meningkatnya tekanan inflasi AS, yang mungkin dapat membuat The Fed tidak lagi melanjutkan penurunan suku bunga.
Namun, menurut Fahmi, di tengah dinamika dan outlook tersebut, momentum pelantikan Donald Trump pada 20 Januari berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar kripto.
“Sehingga, secara umum, situasi di pasar kripto dan saham AS yang ada saat ini dapat dikatakan cukup menantang dengan peluang yang masih terbuka di tengah tantangan besar yang ada,” jelas Fahmi lebih lanjut.
BACA JUGA:
Adanya kebijakan atau inisiatif baru yang lebih suportif bagi pasar kripto oleh pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump, diharapkan bisa menjadi faktor penting berlanjutnya reli yang ada saat ini.
Dengan demikian, Fahmi mengatakan bahwa situasi ini menuntut investor untuk lebih responsif, berhati-hati, disiplin, dan berani dalam mengambil keputusan.
Menurutnya, bagi investor yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, mereka dapat berinvestasi di aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar.