JAKARTA - Kenaikan harga Bitcoin (BTC) minggu yang signifikan mencapai hampir mencapai 65.000 dolar AS (Rp1,05 miliar), tampaknya memicu minat para investor terhadap prediksi harga Bitcoin.
Menurut trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, optimisme pasar dipicu oleh beberapa faktor, termasuk insiden penembakan calon presiden Amerika Serikat yang pro-kripto, Donald Trump. Insiden ini meningkatkan peluang pemilihannya hingga 70 persen.
“Lonjakan harga ini didorong oleh sentimen positif terhadap Trump, yang baru-baru ini menyatakan pandangan positifnya terhadap industri kripto,” ujar Fyqieh dalam pernyataannya.
Dengan insiden ini, Fyqieh menambahkan, “pasar menganggap upaya pembunuhan tersebut sebagai berita pro-Trump, dikombinasikan dengan dukungan vokalnya terhadap Bitcoin, yang memicu reaksi positif di kalangan investor.”
Mengapa Kemenangan Trump Bisa Meningkatkan Permintaan Kripto?
Menurut Fyqieh, kemenangan Trump dapat mengakhiri masa jabatan Ketua SEC, Gary Gensler, lebih awal. Ketua SEC yang lebih pro-kripto dapat menggantikan Gensler dan mengakhiri regulasi yang ketat melalui penegakan hukum.
BACA JUGA:
Kemungkinan juga akan ada kemajuan dalam memperkenalkan kerangka regulasi kripto yang sangat dibutuhkan untuk mendorong inovasi sekaligus melindungi konsumen.
"Saat ini, pergerakan harga Bitcoin berada dalam keseimbangan antara bulls dan bears. Penembusan berkelanjutan di atas level resistance 64.602 dolar AS (Rp1,04 miliar) sangat penting untuk mengonfirmasi tren bullish dan berpotensi memicu reli di pasar kripto yang lebih luas," analisisnya.