Bagikan:

JAKARTA – Ketika uang kripto mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah Singapura menghimbau agar warganya yang berinvestasi pada uang kripto lebih berhati-hati.

Himbauan itu muncul karena banyak pihak yang tertarik berinvestasi pada uang kripto di negara tersebut. Pasar cryptocurrency di sana pun diprediksi akan semakin meluas dalam beberapa tahun ke depan.   

Tharman Shanmugaratnam selaku ketua Otoritas Moneter Singapura (MAS) menyatakan bahwa uang kripto sangat tidak stabil, sebabnya nilai uang kripto tersebut tidak berhubungan dengan fundamental ekonomi.

“Karena itu, mereka sangat berisiko sebagai produk investasi, dan tentunya tidak cocok untuk investor ritel,” ujar Tharman dalam sebuah pernyataannya sebagaimana yang dikutip dari Bloomberg, Rabu, 7 April.

Dia juga menambahkan bahwa pihaknya melarang uang kripto diperjualbelikan kepada investor ritel. Pernyataan tersebut diungkapkan olehnya ketika jumlah kapitalisasi pasar uang kripto melampaui 2 triliun dolar AS (sekitar Rp 29.010 triliun). Dalam waktu dua bulan, nilai uang kripto berlipat ganda.

Berhubungan dengan kondisi tersebut, pihak berwenang Singapura berniat memerangi money laundry atau pencucian uang dan upaya pendanaan terorisme yang menggunakan uang kripto.

MAS memperketat pengawasannya terhadap berbagai sektor kripto dalam mengidentifikasi jaringan yang dianggap mencurigakan. Selain itu, mereka juga mengawasi aktivitas-aktivitas yang memiliki risiko tinggi.

Pemerintah Singapura juga meningkatkan kesadaran publik terkait akibat investasi aset kripto dan membantu warganya agar terhindar dari penipuan atau scaming.

“Ruang aset kripto terus berkembang. MAS terus memantau perkembangan dan akan terus menyesuaikan aturannya sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa regulasi tetap efektif dan sepadan dengan risiko yang ditimbulkan. Investor, di pihak mereka, harus sangat berhati-hati saat berdagan mata uang kripto,” kata Tharman.